Pada pendekatan yang lebih lazim, dengan sedikit sekali pengecualian (misalnya Wright, 1983), hampir semua diskusi mengenai penggambaran menerima sepenuhnya bahwa penggambaran terkait tentang, dari atau diarahkan pada sesuatu (Harman, 1998). Gambar mental (mental image) selalu merupakan gambaran dari sesuatu atau yang lain (apakah nyata atau tidak), selalu merupakan persepsi (apakah benar atau tidak) mengenai sesuatu (Anscombe, 1965). Kelebihan terkait aspek niatan inilah yang membuat penggambaran mental dianggap sebagai jenis dari representasi mental yang memainkan fungsi penting dalam proses pemikiran.
Juga umum diterima bahwa penggambaran pada kebanyakan bagian, dikendalikan secara sadar. Walaupun juga benar bahwa gambar sering muncul di pikiran secara spontan dan kadang sulit untuk mengubah penggambaran yang tidak diinginkan, contohnya kenangan mengenai sesuatu yang menyeramkan yang sering kali muncul di pikiran, kebanyakan individu hampir di setiap waktu dapat secara bebas dan sadar memunculkan dan memanipulasi penggambaran dari apapun yang disukai (dengan tentunya sebelumnya telah mengetahui penggambaran dari hal tersebut).
Ada juga pengalaman serupa-perseptual, seperti gambar yang muncul setelah stimulus visual berlalu (afterimages), yang mana bukan merupakan contoh dari pengendalian langsung dan memang tidak secara langsung menyatakan secara niat, namun hal ini umumnya (setidaknya secara implisit) dipahami sebagai fenomena unik yang berbeda dari penggambaran mental yang lazim.
Referensi
Wright, E. (1983). Inspecting Images. Philosophy (58) 57-72.
Harman, G. (1998). Intentionality. In W. Bechtel & G. Graham (Eds.), A Companion to Cognitive Science (hal. 602-610). Oxford: Blackwell.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar