Selasa, 10 Juni 2008

Piramida, Teknologi Misterius





















Pendahuluan

Piramida, salah satu struktur bangunan peninggalan peradaban masa lampau, ternyata memiliki banyak manfaat yang belum seluruhnya terkuak oleh ilmu pengetahuan saat ini. Faktanya bangsa Mesir tidak menggunakan piramida sebatas makam atau tempat penyembahan (temple), melainkan mereka telah mengetahui manfaat piramida dalam kaitannya dengan konservasi energi.

Mungkin hal ini dapat menerangkan fenomena mengapa banyak terdapat piramida di luar Mesir, kontras dengan keyakinan pada kebanyakan individu yang beranggapan bahwa piramida secara ekslusif hanya terdapat di Mesir. Ilustrasi di atas menyajikan uraian singkat mengenai keberadaan piramida di luar Mesir.





Piramida ternyata memberikan manfaat juga bagi kesehatan. Klaim yang saat ini beredar adalah karena piramida merupakan salah satu mekanisme negative ion generator yang mampu menghasilkan ion negatif, penyeimbang ion positif yang merupakan dampak dari polusi.

Ion negatif merupakan molekul yang tidak berwarna dan berbau yang masuk ke saluran pernafasan manusia saat bernafas. Konsentrasi tinggi dari ion negatif dapat ditemukan di pengunungan, air terjun dan pantai di mana individu merasakan tambahan energi dan bebas dari stres dan meningkatkan energi. Ion negatif meningkatkan aliran oksigen ke otak sehingga meningkatkan kewaspadaan mental, mengeliminir ketidaknyaman dan meningkatkan energi seperti yang diuraikan oleh Pierce J. Howard, PhD., penulis buku The Owners Manual for the Brain: Everyday Applications from Mind Brain Research, yang juga merupakan Direktur Riset di Center for Applied Cognitive Sciences di Charlotte, North Carolina.

Ion negatif juga dapat melindungi individu dari kuman yang ada di udara, sehingga menurunkan iritasi yang disebabkan dari menghirup berbagai partikel yang mengakibatkan bersin, batuk atau iritasi tenggorokan. AC (Air Conditioner) menurunkan jumlah ion negatif, namun piramida melepaskan kembali ion yang hilang akibat AC.

Ion negatif diciptakan di alam dari molekul udara yang dipecah oleh sinar matahari, radiasi dan udara atau air yang mengalir. “Aktifitas gelombang yang terus mengalir menciptakan ion negatif di udara dan kita segera dapat menyadarinya setelah hujan ketika individu melaporkan merasa peningkatan mood.” demikian yang diuraikan oleh peneliti ion Michael Terman, PhD, dari Columbia University, New York. Pada suatu penelitian yang dilakukan oleh Columbia University, 25 orang dengan SAD (Seasonal Affective Depression) duduk di depan pemurni udara ion negatif selama setengah jam setiap pagi selama satu bulan. Setengah dari subjek diberikan ion negatif pada tingkat rendah sementara sebagian lagi diberikan ion negatif pada tingkat yang tinggi. Kesimpulan dari eksperimen menyatakan bahwa ion negatif sangat efektif untuk menangani SAD tanpa efek samping seperti yang umum dijumpai pada berbagai obat antidepressant seperti prozac dan zolof.

Kebanyakan partikel udara memiliki muatan positif atau terionisasi positif, sementara ion negatif memiliki muatan negatif. Ion negatif tertarik pada partikel positif melalui mekanisme magnetik di mana muatan yang berlawanan saling tarik menarik. Ketika terdapat konsentrasi tinggi dari ion negatif, mereka segera menarik partikel yang terapung dalam jumlah yang besar. Akibatnya partikel tersebut terlalu berat untuk terus mengapung di udara dan terjatuh sehingga menjauh dari zona pernafasan. Hal ini tentunya menghindarkan individu dari berbagai masalah pernafasan dan kesehatan. Setelahnya partikel polutan ini dapat dikumpulkan melalui mekanisme pembersihan lebih lanjut, seperti pemvakuman dan lainnya. Sekiranya partikel tersebut kembali ke udara, dalam waktu singkat mengalami mekanisme yang sama kembali berulang.

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, ion negatif secara alami dihasilkan di alam, seperti di pegunungan, air terjun, pantai dan lainnya. Namun kondisi “Hutan Beton” saat ini meminimalkan produksi alami dari ion negatif. Sehingga untuk mencegah berbagai efek buruk yang telah diuraikan diatas, setiap individu membutuhkan kemampuan untuk menghasilkan kembali ion negatif sebagai penyeimbang.

Pembuktian Ilmiah

Banyak studi ilmiah terkait dengan piramida. Salah satu studi ilmiah terkait dengan manfaat piramida bagi kesehatan salah satunya dilakukan di Melaka Manipal Medical College (Manipal Campus), India. Studi yang dilakukan oleh Dr. Bharathi di bawah supervisi Dr. Dilip Murthy dari departemen fisiologi. Dalam penelitiannya, Dr. Bhrathy menempatkan tikus di dalam model piramida yang berbahan kayu.

Penilitian lain juga dilakukan oleh Dr. Surekha R. Kamath yang masih berasal dari lingkungan departemen physiology. Di bawah supervisi Dr. S. Gurumadhva Rao yang merupakan profesor farmakologi, Dr Surekha R. Kamath memusatkan studinya pada kesembuhan luka pada tikus.

Penilitian lain juga dilakukan oleh Dr.Surekha Bhat dan Dr. Guruprasad Rao, di bawah supervisi dari Dr. P. Gopalakrishna Bhat, profesor di bidang biokimia bersama rekan pembimbing Dr. K. Dilip Murthy.

Penelitian difokuskan untuk mempelajari pengaruh piramida terhadap tingkat stress pada tikus. Dengan cara menempatkannya di dalam piramida. Plasma kortisol digunakan sebagai parameter stress pada sel neuroendocrine, erythrocyte TBARS sebagai indikator dari lipid peroxidation dan level erythrocyte GSH dan erythrocyte GSH-Px dan aktifitas SOD sebagai indikator dari pertahan terhadap antioksidan. Sebagai tambahan terkait dengan pengujian terhadap struktur, dilibatkan pula struktur kubus yang memiliki dimensi sama dengan piramida.

Adapun kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Dr.Surekha Bhat bersama Dr. Guruprasad Rao diuraikan sebagai berikut:

1. Durasi pemaparan piramida pada objek merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan manfaat terkait dengan kesehatan. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal perlu dicari waktu yang optimal untuk pemaparan, tidak terlalu lama dan juga tidak terlalu singkat.

2. Keselarasan dengan kutub-kutub magnet bumi sangat penting untuk mendapatkan efek yang signifikan. Deviasi posisi sangat mempengaruhi efek dari piramida.

3. Menempatkan tikus di dalam piramida menurunkan level stress pada sel neuroendocrine dan stress oksidatif pada tikus muda maupun tua pada kedua jenis kelamin. Walau demikian variasi jenis kelamin berpengaruh pada hasil dari eksperimen ini. Paparan pada piramida menurunkan level basal dari plasma kortisol di kebanyakan tikus jantan, stress oksidatif yang turun justru ditemukan pada kebanyakan tikus betina.

4. Pemamaran piramida menyebabkan pertambahan berat tubuh pada tikus betina, tua dan muda namun tidak terjadi pada tikus jantan.

5. Piramida bertindak sebagai anti-stressor selama stress.

6. Paparan pada piramida lebih efektif dalam menurunkan stress pada sel neuroendocrine dan lipid peroxidation pada musim dingin dibandingkan pada musim panas. Pemaparan pada piramida akan lebih efektif dalam menurunkan aktifitas enzim antioksidan pada musim panas dibandingkan pada musim dingin.

7. Penambahan bobot tubuh lebih nampak pada musim dingin.

8. Berbagai temuan tersebut tidak ditemukan pada bentukan kotak dengan dimensi yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa strutur piramida bertanggung jawab pada berbagai efek tersebut.

Pembuktian sederhana

Guna mendapatkan pengalaman langsung terkait efek yang dihasilkan oleh piramida, saya melakukan eksperimen sederhana. Tujuan utama dari eksperimen ini adalah mendapatkan bukti empirik mengenai efek yang dihasilkan piramida pada objek organik. Alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen ini adalah model piramida gizeh (terbuat dari besi) dan 3 buah pisang dari tandan yang sama (yang diberi label 1, 2 dan 3).

Dalam eksperimen ini saya menempatkan pisang #1 tepat di tengah piramida dan meninggalkannya selama periode waktu tertentu. Sebagai pembanding saya menempatkan pisang #2 di luar piramida namun masih dalam ruangan yang sama dengan pisang #1. Sementara pisang #3 diletakan di ruangan lain (tanpa piramida).

Setelah periode waktu yang ditentukan, terjadi perbedaan pada ketiganya. Pada pisang #2 dan #3 terjadi pertumbuhan jamur yang sangat banyak, utamanya pada pisang #3. Hal yang mengejutkan adalah pada pisang pertama tidak didapati jamur. Terdapat pula perubahan fisik lainnya berupa perbedaan tingkat kekenyalan, dimana pisang #1 adalah pisang terkenyal dibandingkan ketiganya sementara pisang #3 adalah memiliki tingkat kekenyalan terendah (ektrim minimum), disertai dengan cairan disekitar pisang. Perubahan fisik lainnya yang dapat diamati adalah perubahan warna, dimana pisang #3 memiliki warna paling hitam dibandingkan kedua pisang lainnya.

Guna lebih menjelaskan hasil eksperimen, berikut diberikan ilustrasi gambar terkait dengan eksperimen yang dilakukan.


Sigifikansi hasil studi

Uraian diatas membawa signifikansi pada kehidupan keseharian sebagai berikut:

1. Paparan pada piramida merupakan metode yang efektif untuk mengatur stres. Guna mengefektifkan hal ini, struktur piramida dapat dibangun pada tempat-tempat aktifitas individu seperti kantor, rumah atau tempat rekreasi. Hal lain yang juga dapat dilakukan adalah menempatkan model piramida di sekitar tempat aktifitas individu.

2. Piramida dapat digunakan sebagai penangan invasif pada berbagai penyakit yang terkait dengan aktifitas dari radikal bebas dan jenis oksigen reaktif. Kini telah banyak kasus serupa yang terbantu oleh piramida. Uraian di atas merupakan salah satu bukti ilmiah terkait dengan hasil tersebut.

3. Berkaitan dengan durasi dari pemaparan pada piramida, individu perlu mencari tahu durasi optimal pada masing-masing kasus. Hal ini ditujukan untuk mengatasi efek ketidaknyamanan yang mungkin disebabkan karena pemamparan berlebihan pada piramida.

Model Piramida

Mengetahui manfaat tersebut kini di pasaran banyak tersedia model piramida. Guna mendapatkan efek optimal dari piramida, model yang dibuat perlu mengacu pada dimensi dari the Great Pyramid of Gizeh. Presisi dan akurasi model sangat berpengaruh bagi manfaat yang diberikan. Manfaat dari piramida umumnya didapatkan melalui pemamaran pada piramida, meletakan suatu objek di dalam piramida selama durasi waktu tertentu.

Terkait dengan fungsinya sebagai penghasil ion negatif, adapun bahan yang tepat untuk membuat piramida adalah kuarsa. Namun kelemahan dari piramida yang berbahan kuarsa adalah dari segi kekuatannya terkait dengan resiko kerusakan fisik yang disebabkan oleh benturan. Selain kuarsa, material lain yang baik adalah logam, utamanya logam mulia. Selain baik untuk menghasilkan ion negatif, piramida berbahan metal juga memiliki kekuatan terhadap resiko benturan fisik. Sehingga hal ini menjawab kelemahan yang dimiliki oleh piramida berbahan kuarsa.

Daftar Pustaka

1. Surekha Bhat, Guruprasad Rao, K. Dilip Murthy, P Gopalakrishna Bhat. Effect of housing rats within a pyramid on stress parameters. Indian Journal of Experimental Biology 2003; 41: 1289-1293.

2. Surekha Bhat, Guruprasad Rao, K. Dilip Murthy, P Gopalakrishna Bhat. Housing in pyramid counteracts neuroendocrine and oxidative stress caused by chronic restraint in rats. Evidence Based Contemporary and Alternative Medicine 2006

3. Pierce Howard. The Owners Manual for the Brain: Everyday Applications from Mind Brain Research, second edition, Bard Press 1999

Selasa, 18 Maret 2008

Anatomi Emosi

Beberapa saat yang lalu saya memfasilitasi pelatihan dua hari; Total-Mind Learning di satu sekolah di kawasan Jakarta. Para peserta kebanyakan merupakan praktisi pendidikan, guru dan orang tua. Banyak hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan pelatihan, diantaranya adalah ketertarikan peserta pada isu yang berkenaan dengan emosi. Mulai dari peranan emosi dalam pembelajaran, mekanisme pengendalian emosi hingga kecerdasan emosional. Untuk lebih menyempurnakan penjelasan yang saya berikan saat pelatihan adalah tujuan dari artikel ini dibuat. Kali ini pendekatan saya sedikit klinis yang saya sarikan dari berbagai sumber. Namun seperti biasa, saya usahakan penjelasan pada artikel ini sangat membumi dengan meminimkan penggunaan istilah-istilah asing kecuali untuk penjelasan anatomi otak.

Untuk menjelaskan emosi secara tidak emosional , penting kiranya saya masuk ke dalam struktur otak karena emosi erat kaitannya dengan pikiran. Di otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah amygdala (bahasa latin untuk almond) karena bentuknya yang hampir menyerupai kacang almond.

amygdala, komponen utama penghasil emosi

Otak manusia memiliki dua amygdala yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan primata lainnya. Adapun neuroscientist yang pertama kali menemukan fungsi amygdala pada fungsi emosional dari otak manusia adalah Joseph LeDoux (Centre for Neural Science, New York University).

Pada binatang yang amygdala-nya diambil kehilangan motivasi untuk bersaing ataupun bekerja sama. Sebagai tambahan, hal ini mengakibatkan pula binatang kehilangan pengenalan posisinya pada kelompoknya. Sehingga menjadi sangat pasif pada kelompoknya.

amygdala dapat mengorkestrasikan emosi secara independen, terlepas dari peranan neo cortex. LeDoux menyatakan bahwa amygdala juga berperan pada pembentukan memori yang identik dengan emosi tertentu. Ia mendapatkan kesimpulan ini setelah melakukan eksperimen dengan tikus. Guna mencegah intervensi dari efek Pavlov (fenomena anjing yang mengidentikan suara bel dengan saat makan), LeDoux menghancurkan auditory cortex dari tikus tersebut, sehingga ia tidak dapat mempelajari suara yang diperdengarkan. Lalu tikus tersebut diberikan dipaparkan dengan suara yang kemudian diasosiasikan dengan kejut listrik. Hasil eksperimennya memberikan hasil bahwa tikus tersebut tetap mampu mengenali suara bel, hal ini didasarkan pada reaksi takut saat bel berbunyi. Tikus tersebut mengenali suara bel dengan mengandalkan sepenuhnya pada fungsi amygdala. Hal ini berarti, otak dapat mengingat emosi yang pernah dialami sebelumnya.

amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi. Pada individu yang amygdala-nya diambil untuk alasan medis, individu tersebut menjadi kurang tertarik pada individu lain.Walaupun ia masih dapat berkomunikasi dan menjalani berbagai tes kognitif, namun pengenalannya pada kerabat, teman bahkan ibunya menjadi sangat buruk. Ekspresinya untuk berbagai kondisi menjadi pasif. Pengenalannya pada kadar emosi dari suatu kejadian menjadi sangat minim. Kondisi ini disebut sebagai affective blindnness. Wajar saja jika individu ini tidak dapat menangis, karena untuk dapat menangis, amygdala perlu memicu struktur sekitarnya hingga dikeluarkan air mata.

Mengapa manusia menjadi irasional saat emosi

Pada saat seorang individu dilanda emosi, marah misalnya, besar kemungkinan ia melakukan tindakan yang irasional. Masih ingat berita di TV mengenai seorang pemuda yang lompat dari menara lantai 27 akibat putus cinta? Atau ingatkah anda pada kejadian terakhir kali anda marah dan berbagai keputusan atau tindakan yang anda lakukan saat itu? Apa pun tindakan atau keputusan yang diambil saat marah, pada kebanyakan kasus merupakan tindakan atau keputusan yang kurang optimal. Hal ini ditandai dengan penyesalan yang biasanya datang setelahnya.

Untuk mencegah hal itu terjadi pada anda, atau setidaknya agar anda dapat mengendalikan diri anda saat emosi, anda perlu memahami mekanisme apa yang terjadi saat anda sedang dilanda emosi.

Pada kondisi emosional, amygdala memegang peranan yang sangat menentukan. Hal ini disebabkan karena amygdala memindai semua informasi yang masuk melalui panca indra dengan satu pertanyaan yang sangat sederhana (bahkan primitif) seperti, "Apakah ini merupakan hal yang saya benci?", "Saya takuti?" dan lainnya. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut "ya", maka tahap selanjutnya amygdala mengirimkan sinyal ke semua bagian otak untuk siaga. Dari penjelasan ini, dapt dibuat analogi bahwa amygdala merupakan bagian yang menyalakan alarm yang ketika terjadi suatu kejadian langsung menghubungi pemadam kebakaran, ambulan, Pol. PP dan lainnya.

Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, terjadi kemudian adalah amygdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, lawan atau lari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal.

Penelitian yang dilakukan oleh LeDoux mengindikasikan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amygdala. Jalur langsung dari thalamus ke amygdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Sebagai ilustrasi pada tikus, rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas). Arsitektur ini yang memungkinkan amygdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus.

amygdala sangat dibutuhkan utamanya ketika anda harus bereaksi cepat. Bayangkan ketika rumah anda kebakaran, tantu anda langsung bergerak melakukan hal yang perlu dilakukan dibandingkan menganalisa apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ketika amygdala tengah memicu munculnya reaksi cepat yang impulsif, bagian lain dari otak emosional membenarkan kondisi tersebut. Bagian lain yang membenarkan kondisi reaksi impulsif tersebut adalah prefrontal lobes yang terletak tepat di belakang kening anda. Prefrontal cortex bekerja ketika anda berada pada kondsi emosional, sehingga anda tetap dapat mengatur respon, walaupun sedang berada pada kondisi emosional.

Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neo cortex dibandingkan ke amygdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal lobes. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal lobes melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amygdala, ketiadaan prefrontal lobes membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya.

Itulah yang menyebabkan individu dapat merespon sedemikian cepat dan sigapnya tanpa sempat dipikirkan terlebih dahulu? Bayangkan, ketika saya menginjak kaki anda, tentu dengan sangat cepat anda akan merespon, mungkin marah, berteriak ataupun menampar saya.

Memori dan emosi

Pada artikel yang berkenaan dengan memori, saya telah menekankan eratnya kaitan antara emosi dan memori. Karena fokus artikel kali ini lebih mengarah pada emosi, maka pembahasan mengenai memori saya buat sesingkat mungkin dan yang berkaitan dengan emosi.

Emosi dan memori saling mempengaruhi satu sama lain, artinya emosi dapat mendatangkan kembali memori tertentu dan sebaliknya memori juga dapat memicu emosi tertentu. Hal ini tentunya mengindikasikan betapa strategisnya peranan emosi pada keberhasilan pembelajaran individu. Untuk menjamin keberhasilan belajar siswa, contohnya, ia perlu dibekali dengan kemampuan mengenai manajemen emosi (lebih besar konteksnya dibandingkan hanya sebatas pengendalian emosi).

Jika ditinjau dari segi anatomi otak, bagian yang berhubungan langsung dengan fungsi memori adalah hippocampus. Hippocampus memainkan peranan yang sangat signifikan dalam pembentukan memory faktual. Pada pengalaman keseharian, hippocampus adalah bagian yang membuat anda mengenali wajah teman anda, si Rudi. Sementara amygdala yang menambahkan unsur emosi atas memori tersebut; betapa anda membenci si Rudi. Peranan amygdala, yang menambahkan unsur emosional pada memori tertentu, membuat memori tersebut lebih tahan lama. Itulah sebabnya mengapa pengalaman yang emosional mudah diingat.

Otak ternyata memiliki dua sistem memori, memori faktual dan memori emosional. Memori faktual berkenaan dengan informasi yang tidak memicu munculnya emosi tertentu pada diri individu, sebatas dry facts. Misalnya informasi mengenai hari Soempah Pemoeda, tanggal 28 Oktober 1928. Adapun memori emosional sangat berkenaan dengan informasi yang dapat memicu munculnya (kembali) emosi tertentu yang dulu pernah anda alami.

Kelemahan dari sistem memori emosional terletak pada buruknya sense of time. Informasi yang dimunculkan sering kali sudah terlalu lampau (tidak up-to date), dengan membawa pengalaman masa lalu seolah terjadi saat sekarang. Ketika terjadi suatu pengalaman, katakanlah misalnya saat ini, amgdala memindai keseluruhan pengalaman tersebut untuk kemudian membandingkannya secara asosiatif derngan padanannya di masa lampau. Ketika terdapat satu elemen dari pengalaman saat ini yang serupa dengan satu elemen dari pengalaman masa lalu, secara otomatis amygdala mengidentifikasi seolah kedua pengalaman tersebut identik. Hal ini menjelaskan mekanisme kerja emosional anchoring/anchor. Artinya ketika individu mendapati satu komponen pengalaman masa lalu pada masa sekarang, maka hal itu akan memicu amygdala untuk secara asosiatif memunculkan kembali seluruh pengalaman masa lampau. Dan inilah pula yang menjelaskan mengapa anda bisa menangis atau marah-marah saat ketika melewati suatu jalan tertentu. Karena ternyata jalan itu adalah salah satu komponen dari pengalaman anda di masa lalu. Orang lain yang tidak mengetahui mengenai hal ini, wajar saja jika menganggap anda gila .

Dalam mengaplikasikan Human Change Technology pada banyak klien, saya sering kali mendapatkan banyak pelajaran berharga. Sering kali saya bertanya mengapa suatu duka/taruma di masa (sangat) lampau (masa anak-anak), dapat terbawa hingga dewasa. Ternyata secara anatomi, pada manusia, amygdala lebih cepat berkembang dibandingkan neo cortex. Hal itu menjelaskan mengapa berbagai kejadian emosional di tahun-tahun pertama dari seorang individu, bisa sangat berkesan. Pada usia yang sangat dini, seorang individu bisa sangat rentan terhadap berbagai kondisi emosional. Sehingga penting pendampingan dari orang tua untuk mencegah munculnya trauma ataupun phobia pada anaknya di kemudian hari saat dewasa.

Pembajakan emosi

Pada manusia umumnya sangat dimungkinkan terjadi pembajakan emosi. Anda mungkin pernah tiba-tiba sangat marah pada hal yang sangat sepele. Ketika anda memikirkan hal itu, saat tidak lagi emosional, anda menyesal dan bertanya, �Kenapa saya marah akan hal itu?� Pada saat itu sebenarnya apa yang terjadi?

Pembajakan emosi dapat terjadi sedikitnya melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah sesuatu memicu amygdala sehingga terjadi kegagalan untuk mengaktifkan neo cortex. Sementara mekanisme kedua melalui pengambilalihan zone neo cortical yang disebabkan oleh alasan emosional. Dengan kata lain, pada kondisi ini pemikiran rasional ditindih oleh emosi.

Otak manusia juga dilengkapi dengan mekanisme saklar emosi. Fungsi ini ada pada left prefrontal lobes. Bagian ini dapat dianalogikan sebagai thermostat neural, yang berfungsi mengatur emosi yang tidak diinginkan. Sementara left prefrontal lobesmengatur/mengendalikan, right prefrontal lobes, merupakan tempat emosi negatif. Pada individu yang mengalami kerusakan left prefrontal lobes, setiap saat selalu khawatir. Sebaliknya pada pasien yang mengalami kerusakan pada right prefrontal lobessetiap saat selalu ceria. Left prefrontal lobesdapat meminimalkan kebanyakan emosi negatif kecuali yang sangat signifikan. Singkatnya, amygdala yang memicu emosi, prefrontal lobes yang menghentikan.

Manusia memiliki working memory, sehingga ia dapat mengetahui berbagai hal yang berkenaan dengan aktifitas yang sedang dilakukannya. Mekanisme kerja working memory dikendalikan oleh prefrontal cortex. Arsitektur sirkuit yang menghubungkan otak limbik ke prefrontal lobe, memungkinkan terjadinya pembajakan informasi oleh emosi, yang mengakibatkan terganggunya kerja working memory. Itulah sebabnya mengapa saat marah, anda seolah tidak dapat berpikir secara rasional. Saya sempat menjelaskan hal ini pada seorang Kepala Sekolah yang akan mengeluarkan seorang siswanya. Saat siswanya emosi, ia bisa tidak mengerjakan ulangannya bahkan berlaku kasar pada gurunya. Syukurnya...si Kepala Sekolahnya tidak (mau) mengerti, dan siswa tersebut tetap dikeluarkan dari sekolah.

Sehingga apa yang perlu dilakukan

Semua uraian di atas sebenarnya hanya ingin menjelaskan betapa besar pengaruh emosi pada pencapaian seorang individu, utamanya pada proses pembelajaran. Namun sayangnya pengarahan, pelatihan atau pun pendidikan berkenaan dengan manajemen emosi masih sangat minim. Seolah sekolah lebih mementingkan agar siswa mendapatkan nilai matermatika yang bagus dibandingkan apakah ia masih bisa hidup seminggu kemudian. Saya sama sekali tidak mengenyampingkan pentingnya fungsi intelektual, hanya saja agar hasil pembelajaran dapat lebih optimal perlu juga diimbangi dengan kemampuan menajemen emosi. Bukankah emosi yang membuat seorang bergerak, emotion (energy in motion) .

Semuanya telah menyadari betapa banyak kerugian yang telah disebabkan oleh minimnya kemampuan manajemen emosi seorang individu, namun semua langkah yang mengarah pada hal tersebut masih sangat minim dilakukan. Semoga artikel kali ini dapat lebih menjelaskan betapa pentingnya penyelasaran antara "kepala" dengan "hati".

Senin, 17 Maret 2008

7 Langkah Mengembangkan Pemikiran Kritis Saat Belajar

Jika anda seorang pelajar atau mahasiswa, tentunya artikel kali ini sangat berguna bagi anda. Artikel kali ini merupakan lanjutan dari artikel tentang pembelajaran sebelumnya, strategi sukses di sekolah.

Dalam menjalani proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di kampus, tentu anda menginginkan prestasi yang optimal. Penting untuk disadari bahwa guna mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal tentu faktor yang paling menentukan adalah pada proses belajar itu sendiri.

Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan proses yang sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran (buku/diktat/modul/kebetan ), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan di kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya tidak demikian (kacian deh lu... ). Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan banyak sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak akan ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Tahukah anda bahwa guna meraih hasil optimal anda perlu melibatkan seluruh pemikiran aktif saat melakukan pembelajaran. Sayangnya banyak institusi pendidikan (baik sekolah, kampus apalagi bimbingan belajar) yang tidak mengembangkan hal ini. Bagi mereka belajar adalam proses dimana guru mengajar dan siswa menerima. Itu dan hanya itu saja. Wajar saja kemudian sekiranya kualitas pendidikan bangsa ini sedikit kurang dibandingkan negara lain di kawasan.

Belajar dan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dapatkah anda membayangkan bagaimana proses pembelajaran yang tidak disertai dengan proses berpikir. Sayangnya masih banyak individu yang belajar seperti zombie. Dari luar sepertinya mereka belajar namun sebenarnya mereka tidak belajar. Proses belajar dapat dianalogikan sebagai keseluruhan perjalanan mencapai satu tujuan. Sementara berpikir merupakan proses perjalanan itu sendiri, kaki mana yang harus dilangkahkan dan ke arah mana anda perlu melangkahkannya. Selama proses perjalanan anda perlu memastikan bahwa setiap langkah koheren satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Karena untuk mencapai hasil optimal dalam pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan berpikir secara aktif sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya proses pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar.

Mungkin seperti yang lainnya, kini anda bertanya, �Apa yang dimaksud dengan pemikiran secara kritis?� Pada bagian berikut saya menguraikan seluruh tahapan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pemikiran kritis saat belajar. Harapannya setelah membaca artikel ini, anda tidak melatihnya namun langsung menerapkan dan hanya menanti hasil yang lebih optimal, segera atau beberapa saat setelahnya.

1. Tentukan hal yang ingin anda pelajari

Untuk dapat melibatkan pemikiran kritis saat belajar, sebelumnya anda perlu benar-benar mengetahui apa yang akan atau ingin anda pelajari. Hal ini sama seperti mengetahui tujuan pergi sebelum anda melangkahkan kaki ke luar rumah. Anda dapat melakukan hal ini dengan memberikan pernyataan seputar materi tersebut. Jika anda mudah lupa, tips dari saya, ikuti training/coaching Prima Memory atau siapkan selembar kertas di dekat anda dan tuliskan berbagai penyataan tujuan anda mempelajari materi tersebut. Anda dapat memberikan berbagai pernyataan sederhana seperti, �Saya penasaran cara kerja pikiran saat seseorang berada pada kondisi hypnosis?� atau �Saya penasaran apa hubungan antara hypnosis dengan peningkatan daya ingat seseorang?� Intinya semua pertanyaan yang anda tuliskan adalah pernyataan tujuan yang singkat dan sederhana.

2. Kumpulkan semua sumber informasi

Daftarkan semua sumber informasi berkenaan dengan materi yang ingin anda kuasai, setelahnya kumpulkan. Anda perlu membuka diri seluas-luasnya pada berbagai sumber informasi, mulai dari buku, makalah, artikel, berbagai sumber di internet, kliping, jurnal, koran, majalah, siaran radio, TV, penjelasan guru/dosen, wangsit, wasiat, wasir dan yang lainnya . Hilangkan semua praduga anda mengenai materi yang ingin anda pelajari, karena praduga anda hanya akan membatasi proses pencarian berkenaan seputar materi tersebut. Semakin banyak sumber informasi yang anda dapatkan semakin baik.

Setelahnya anda perlu mencari pula berbagai contoh aplikasi dari hal yang anda telah pelajari. Tahapan ini sering kali dilewatkan oleh banyak individu. Akibatnya proses pembelajaran mereka kurang optimal karena membuat mereka seolah terpisah dengan materi yang sedang dipelajari. Mereka memahami materinya, namun mereka tidak mengetahui aplikasinya.

Berbagai contoh aplikasi yang anda temui di lapangan juga dapat membantu anda memfilter informasi mana yang perlu diterima dan informasi mana yang perlu ditolak. Ketika terdapat ketidaksesuaian antara aplikasi di lapangan dan teori yang anda pelajari hal ini merupakan sinyal bagi anda untuk mulai bertanya ke dalam diri, �Haruskan saya terima informasi ini atau saya perlu membuangnya?� Melakukan hal ini akan semakin memperkuat pemahaman anda akan materi yang anda pelajari.

3. Tanyakan asumsi dasar penulis

Setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas suatu kondisi. Dan seperti yang telah saya ulas sebelumnya pada artikel resolusi konflik melalui modifikasi value, tidak ada satu pun dari pemahaman tersebut yang 100% akurat dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi. Salah satu kondisi yang kudu dalam berpikir kritis adalah anda perlu memiliki pendekatan seobjektif mungkin atas hal yang anda pelajari dan minimalkan terseret oleh subjektifitas satu pihak, katakanlah si penulis.

Serupa dengan artikel ini, anda perlu melakukan hal yang sama. Tanyakan berbagai pertanyaan yang ada di benak anda saat membaca artikel ini. Bahkan jika diperlukan berikan sanggahan anda atas artikel ini atau pada berbagai artikel lainnya di web site ini. Karena web site ini diorientasikan se-objektif mungkin, itulah sebabnya saya memfasilitasi objektifitas individu melalui media buku tamu atau mailing list.

4. Buat pola sederhana atas materi yang dipelajari.

Artikel pada majalah Scientific American Mind volume 17, No. 6, Venus in Response mengungkapkan bahwa persepsi individu mengenai kecantikan ternyata lebih ditentukan oleh kesederhanaan. Wajah yang sederhana dan tidak rumit ketika dipandang dianggap sebagai wajah yang cantik. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang menerangkan bahwa pikiran lebih senang dengan keserhanaan. Saya beranggapan hal ini salah satunya disebabkan oleh mekanisme kerja pikiran manusia yang tidak senang dengan kompleksitas.

Demikian juga dalam belajar kaitannya dengan pembelajaran. Sangat penting bagi anda untuk membuat pola di pikiran mengenai hal yang telah anda pelajari. Anda perlu membuat hal yang anda pelajari menjadi sederhana namun tidak menyederhanakan (bingung� kan ). Maksud saya adalah dalam proses belajar anda perlu kemudian membentuk pola namun tidak terlalu mereduksi berbagai informasi yang penting. Jika anda melakukan hal ini maka kualitas pemahaman anda yang dikorbankan. Salah satu cara untuk membentuk pola atas hal yang dipelajari adalah dengan menggunakan peta pikiran (mind map). Dengan menggunakan mind map maka anda tidak hanya membentuk pola dengan melihat seluruh gambaran besar dari informasi yang anda pelajari, namun anda juga mengetahui hubungan antara masing-masing informasi tersebut. Sebagai tambahan, hal ini juga mempermudah anda dalam mengkomunikasikan hal yang anda pelajari kepada orang lain.

5. Tanya ???

Setelah mendapatkan pola dari materi yang anda pelajari maka tahapan selanjutnya adalah menanyakan kembali berbagai informasi yang telah anda pelajari kepada diri anda. Hal ini salah satunya ditujukan untuk mengaktifkan pikiran anda dan terus mengembangkan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan bertanya anda mengindentifikasi berbagai hal yang mungkin belum anda kuasai mengenai materi yang anda kuasai. Tanyakan berbagai pertanyaan yang memancing untuk memperbesar medan pemahaman anda misalnya, �Bagaimana kalau begini/begitu?�.

6. Kemukakan !!!

Setelah anda belajar mengenai sesuatu tentunya anda ingin mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda. Asumsi saya anda belajar untuk memahami suatu materi dan bukan untuk orientasi yang lain, seperti sebatas menaikan nilai misalnya. Nilai merupakan konsekuensi logis atas pemahaman anda. Dengan demikian wajar sekiranya saya merasa aneh ketika mendengar atau melihat iklan berbagai institusi pendidikan yang berbunyi �menaikan nilai ujian dengan rata-rata sekian� atau �semua lulusan kami langsung kerja�. Tidakkah hal itu terdengar seperti �pemrograman manusia�. Mungkin memang benar sekarang jaman edan, semuanya serba terbalik .

Untuk mengetahui seberapa baiknya pemahaman, anda perlu menyatakan kembali berbagai hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui sejauh mana dan sebaik apa penguasaan anda atas materi tersebut. Untuk melakukan hal ini anda dapat menerangkan ke orang lain. Namun sebelumnya perlu dijelaskan bahwa tujuan anda adalah untuk meningkatkan pemahaman anda atas materi tersebut dan bukan untuk mempertontonkan kecerdasan anda.

7. Uji kemampuan anda.

Langkah terakhir dari rangkaian tahapan berpikir kritis dalam belajar adalah menguji penguasaan. Serupa dengan tahapan sebelumnya, tahapan ini dilakukan salah satunya untuk mengetahui seberapa baiknya kemampuan anda atas materi yang dipelajari. Bedanya, tahapan ini sedikit lebih mendetil. Sedikitnya ada lima hal yang perlu dilakukan untuk menguji kemampuan anda, antara lain:

  • Daftarkan
    Termasuk di dalamnya memberikan label (nama), mengidentifikasi dan membuat daftar seputar materi yang dipelajari. Hal ini ditujukan untuk mendemonstrasikan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan kata lain seberapa beragamnya hal yang telah anda kuasai.
  • Definisikan
    Termasuk di dalamnya memberikan penjelasan, merangkum dengan kata-kata sendiri dan berbagai cara lainnya. Utamanya dengan merangkum menggunakan kata-kata sendiri, anda mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda atas materi tersebut. Selain itu dengan melakukan hal ini anda memadukan pula informasi terbaru dengan berbagai informasi yang telah anda ketahui sebelumnya.
  • Pecahkan masalah
    Termasuk pula di dalamnya memberikan contoh berkenaan dengan materi yang anda pelajari. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui pula aplikasi dari materi yang anda pelajari.
  • Bandingkan dengan teori lain
    Jika anda pernah mempelajari atau megetahui materi sejenis dari sumber yang berbeda maka anda dapat melakukan komparasi antara keduanya. Melakukan hal ini berarti anda melatih pula daya analisa.
  • Ciptakan
    Termasuk pula di dalamnya mengkombinasikan dan menemukan teori baru. Menciptakan terori bukan hanya hal para peneliti, anda pun dapat dan harus pula melakukannya. Kembangkan teori anda sendiri. Dengan demikian anda mengkristalkan pemahaman anda atas materi tersebut.
  • Dan yang terakhir, buat rekomendasi anda
    Serupa dengan langkah sebelumnya, namun langkah ini lebih ditujukan bagi orang lain. Menurut saya karakteristik cerdas adalah; mengetahui apa yang diinginkan, mengetahui di mana mendapatkan yang diinginkan dan dapat membuat orang lain mencapai seperti dirinya. Semantara anda membaca artikel ini, saya mengetahui pula bahwa anda adalah seorang yang cerdas sehingga tentuya anda dapat juga membantu orang lain untuk meraih pula berbagai pencapaian anda. Anda dapat melakukan hal ini salah satunya dengan memberikan rekomendasi atas materi yang bersangkutan. Beritahu the do�s anda the don�t�s untuk mempelajari materi tersebut.

Okehh (memang pakai "h" ) , demikianlah artikel kali ini mengenai metode cara mengembangkan pemikiran yang kritis dalam pembelajaran. Kembali lagi harapan saya semoga setelah anda membaca keseluruhan artikel kali ini, anda tidak melatihnya, melainkan hanya melakukannya saja dalam keseharian. Saya penasaran seberapa cepatnya seluruh kemampuan tersebut menyatu dengan diri anda, sekarang atau beberapa saat setelahnya.