Rabu, 14 November 2007

Membaca Satu Buku Per Minggu

Artikel kali ini merupakan respon saya atas pertanyaan Bapak Tober Berlin Marpaung yang isinya kurang lebih berhubungan dengan metode meningkatkan minat baca pada anak. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas pertanyaannya, memberikan kesempatan bagi saya untuk terus tumbuh dan berkembang. Pembahasan saya mengenai hal ini didasarkan pada pemahaman dan pengalaman saya berkenaan dengan kebiasaan membaca. Saya akan membahas mengenai hal ini secara menyeluruh, meliputi beragam aspek yang berhubungan dengan membaca.

Dulu saya merupakan individu yang biasa saja dengan membaca. Saya mengangap diri saya bukan seorang kutu buku namun juga bukan seorang yang membenci buku. Karen pada kenyataannya, saya masih suka membeli buku-buku favorit. Sekiranya ada buku yang menarik perhatian, saya akan membelinya untuk kemudian membaca seperempat atau mungkin setengah dari keseluruhan buku tersebut. Setelahnya, besar kemungkinan nasib buku tersebut tidak akan pernah lagi terjamah oleh tangan saya.

Semuanya berubah ketika saya melihat tayangan video program dari Brian Tracy, keluaran dari Nightgale-Conant. Brian Tracy merupakan seorang pembicara kelas dunia di bidang enterpreneurship dan sales. Ia mencapai prestasinya yang mendunia, bahkan TANPA menghadiri pendidikan formal. Semua pemahamannya ia dapatkan secara otodidak. Menurutnya jika seseorang membiasakan diri membaca hanya satu buku per minggunya, dan melakukannya secara konsisten selama tujuh tahun, setelahnya ia akan menjadi seorang pakar di bidang yang ia pilih. Dan benar saja, ketika satu bagian dari program tersebut mengarahkan saya melihat ke perpustakaan virtual Brian Tracy, begitu banyak buku dari berbagai penulis dan berbagai topik ada di situ. Ke mana saya mengarahkan pointer-mouse saya setiap buku, maka akan muncul pull-down menu yang berisi ringkasan dari buku tersebut. Hal ini sangat menggugah saya untuk mencoba kebiasaan baru ini. Ditambah lagi saya telah melihat buktinya. Belief saya sangat kuat pada saat itu, bahwa jika juga melakukan hal itu, maka tentu pemahaman saya mengenai bidang yang saya pilih akan sangat mumpuni.

Semenjak saat itu, hingga sekarang saya terus melakukan kebiasaan itu. Ditambah lagi sekarang ketika profesi saya di bidang Human Change Technology, mengharuskan saya mengetahui banyak hal untuk membantu perubahan pada individu.

Manfaat

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman diri

Dengan semakin banyak membaca tentunya pemahaman dan pengertian anda mengenai berbagai hal terus bertamabah. Hal itu kemudian memberikan anda kesadaran mengenai betapa banyak hal yang belum anda ketahui. Seolah seluruh pintu alam semesta terbuka bagi anda, memberikan anda lebih banyak peluang dan kemungkinan baru.

Namun hal ini juga membuat anda tahu betapa banyak hal yang belum anda ketahui. Bayangkan jika pemahaman anda saat ini digambarkan sebagai suatu lingkaran di mana area di dalam lingkaran dianalogikan sebagai berbagai hal yang telah anda pahami. Area di luar lingkaran mewakili berbagai hal yang TIDAK ANDA KETAHUI. Sementara garis yang membatasi lingkaran, merupakan indikator yang memberitahu anda mengenai berbagai hal yang BELUM ANDA PAHAMI. Ketika lingkaran anda membesar tentunya garis pembatas pun semakin panjang. Memberikan anda lebih banyak informasi mengenai berbagai hal yang belum anda ketahui. Sehingga anda mengetahui berbagai hal lain yang perlu anda kuasai.

Pada mereka yang tidak pernah membaca, kondisinya sebaliknya. Mereka tidak pernah tahu dimana tingkat kesadaran mereka saat ini. Kesadarannya mereka sangat ditentukan oleh informasi yang diberikan orang lain. Sehingga orang lain yang menentukan berbagai hal yang ia pikirkan. Seolah orang lain memegang remote control atas pikirannya. Ketika tombol "YA" ditekan, ia berkata "YA". Dan ketika tombol "TIDAK" ditekan, ia pun berkata "TIDAK".

Membentuk cara berpikir menyeluruh

Manfaat lain yang saya dapatkan dari membaca adalah cara berpikir yang lebih menyeluruh. Ketika semakin banyak buku yang anda baca, semakin anda menemukan fakta bahwa berbagai hal saling berhubungan. Hal ini dapat semakin memperkuat aspek spiritualitas anda ketika di setiap saat pemahaman anda semakin dekat dengan kebenaran yang paling hakiki, ke-satua-an, oneness.

Selain itu, pekerjaan saya yang berkenaan dengan Human Change Technology, menuntut saya untuk memahami banyak hal sehingga solusi yang saya berikan dapat menyeluruh. Pernah suatu ketika seorang klien datang menemui saya, mengeluhkan semua kondisinya yang menyebabkan ia tidak termotivasi untuk semuanya, di rumah ataupun di kantor. Ia menceritakan telah banyak buku motivasi diri yang dibacanya, namun yang terjadi justru sebaliknya, demoralisasi. Dari ceritanya saya mengetahi bahwa masalahnya ternyata terletak pada gaya hidupnya, termasuk di dalamnya pola makan dan aktifitas fisik yang kurang. Jika saya hanya berpegang pada satu perspektif, one-track mind, mungkin saya tidak akan pernah mengetahui apa penyebab dari kondisinya.

Melatih kebugaran otak

Manfaat yang satu ini didasarkan pada tinjauan secara klinis, neurophysiology. Dalam mengolah informasi otak bekerja secara asosiatif. Informasi yang ada di dalam otak membentuk jaringan informasi. Jaring-jaring informasi ini dapat terdiri dari jutaan bahkan mungkin milyaran jalur dan koneksi. Semakin banyak anda memasukan informasi baru ke otak anda, semakin banyak dan semakin kompleks pula jaringan informasi yang terbentuk. Ketika mempelajari hal yang telah anda ketahui sebelumnya, maka jaringan tersebut akan semakin kuat. Itulah sebabnya ketika anda membaca buku yang sama untuk kedua kalinya, pemahaman anda lebih baik dari yang sebelumnya. Saat dihadapkan pada suatu masalah, anda dapat datang dengan lebih banyak alternatif dalam waktu singkat karena informasi yang ada di otak anda saling memunculkan informasi yang lain.

Sebaliknya ketika anda tidak sering memasukan hal baru, maka pertumbuhan jaring-jaring informasi terhenti.Umumnya hal ini diikuti dengan pemutusan jaring-jaring informasi yang tidak lagi anda gunakan. Informasi yang dulunya anda ketahui, perlahan hilang dari pikiran anda. Sehingga frase "use it or lose it" yang digunakan untuk menerangkan mekanisme kerja pikiran sangat tepat. Hal ini turut diperkuat dengan percobaan yang melibatkan seorang balita yang ditutup matanya untuk sekian waktu. Setelah sekian lama, ketika tutup matanya dibuka mata yang ditutup tidak dapat melihat, walaupun tidak ada kesalahan pada mata tersebut.

Singkatnya, jika pada otot yang tidak dilatih semakin lama mengendur, maka pada otak pun demikian. Membaca dapat menjamin kebugaran otak anda, karena selain memperluas jaring-jaring informasi yang telah ada juga memperkuat hubungan antar jaring informasi yang telah terbentuk.

Meningkatkan kualitas interaksi sosial

Membaca juga sangat erat kaitannya dengan kualitas interaksi sosial. Anda tentu senang berkomunikasi dengan individu yang selalu hadir dengan wawasan baru saat diajak berbicara. Anda akan lebih senang lagi ketika ia dapat menjelaskan hal yang selama ini anda cari jawabnya. Padanya anda mungkin menaruh rasa kagum akan berbagai pemahaman yang ia miliki.

Sebaliknya, anda mungkin merasa jenuh ketika berbicara dengan individu yang tidak pernah atau jarang membaca. Ketika setiap saat anda berinteraksi denganya, hal yang mampu ia bicarakan hanya berkenaan dengan hal yang sama (mungkin dengan sedikit tambahan di sana-sini). Lebih parah lagi jika dalam berkomunikasi, ia hanya mampu menjawab saat ditanya dan tidak mampu menimpali pembicaraan karena binggung mengenai apa yang harus dibicarakan. Seolah perjalanan waktu sepertinya telah gagal untuk membuatnya bertumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih berkualitas.

Selain itu dengan membaca juga menambah fleksibilitas anda dalam berkomunikasi. Saat berbicara dengan individu yang baru anda kenal, anda dapat langsung merespon komunikasinya karena anda mengetahui hal yang ia bicarakan. Sehingga ia dapat merasa bertemu dengan orang yang tepat untuk diajak berbicara. Tidak ini merupakan hal yang sangat bermanfaat ?

Solusinya

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya untuk memulai membiasakan diri membaca. Saya akan menguraikan salah satu strategi yang sangat mudah dan efektif untuk dilakukan. Namun strategi ini mengasumsikan bahwa anda tidak memiliki hambatan untuk bangun pagi. Jika anda masih memiliki hambatan bangun di pagi hari, maka sebelumnya anda perlu membaca artikel tentang bangun pagi.

Di pagi hari ketika anda terbangun....mulai membuka jendela dan menghirup udara sejuk...nafas terasa sangat lega...angin semilir menyentuh permukaan kulit...diiringi dengan kicauan suara burung yang terdengar saling bersautan...dan suara ayam berkokok...seolah memberi tahu tentang berbagai harapan baru...di hari yang baru.... (sedikit gambaran mengenai suasana pagi hari, sekiranya anda tidak dapat membayangkannya ? )

Pagi hari sebenarnya adalah saat yang tepat untuk memasukan informasi ke pikiran akibat belum banyak aktifitas pikiran yang dilakukan. Sehingga dapat dikatakan saat anda bangun pagi, fitalitas pikiran berada di puncaknya. Kalangan profesional pertelevisian mengetahui dengan baik hal ini. Sehingga tidak mengherankan jika belakangan, berbagai acara TV komersil, seperti berita tentang artis, kriminalitas dan lainnya, perlahan mulai bergeser jam tayang menjadi lebih pagi. Hal ini perlu anda sikapi secara bijaksana karena informasi yang masuk ke pikiran dapat membentuk belief, dan belief menentukan hasil.

Setelah bangun di pagi hari saya terbiasa untuk langsung mengambil kontainer air berkapisitas 2 liter untuk memenami saya membaca. Sambil membaca, sesekali saya iringi dengan menikmati segarnya minum air. Saya terus melakukan hal ini hingga air di kontainer habis. Melakukan hal ini membawa dua manfaat bagi saya. Tidak hanya saya dapat lebih menikmati membaca, namun juga setelahnya tubuh terasa lebih ringan dan segar. Keseluruhan proses ini biasanya berlangsung selama 1 jam dan setelahnya saya melakukan berbagai aktifitas lain sebelum berangkat kerja.

Selain itu, untuk tetap menyegarkan kemampuan berpikir, anda pun dapat melakukan berbagai cara belajar pintar lainnya. Salah satunya seperti yang telah saya jelaskan pada artikel terdahulu, membuat audio book yang dapat anda dengarkan di waktu senggang, seperti ketika anda berada dalam perjalanan menuju tempat aktifitas atau ketika melakukan suatu aktifitas yang tidak menuntut konsentrasi sangat. Strategi ini membuat anda dapat lebih mengefektifkan waktu, dengan melakukan lebih banyak hal pada waktu bersamaan, multitasking.

Menanamkan kebiasaan membaca pada anak

Jika anda telah memiliki anak, seperti Bapak Tober, mungkin anda ingin juga mengetahui bagaimana caranya agar anak anda mencintai membaca. Jean Piaget, seorang pakar pada bidang pertumbuhan mental anak, menyatakan bahwa pola berpikir anak sangat ditentukan oleh tingkatan usia mereka. Pada anak-anak, balita hingga usia SD, pikirannya masih sangat didominasi oleh pemikian sub-conscious. Perlahan-lahan seiring mereka beranjak dewasa, pola berpikir conscious semakin terbentuk. Hanya ketika pola berpikir conscious mereka terbentuk, baru anda dapat mendiskusikan apa yang saya uraikan di sini. Itu pun hanya terjadi jika belief yang mereka pegang memungkinkan untuk proses pembelajaran.

Namun hal ini bukan berarti anak-anak tidak dapat diajarkan untuk mencintai membaca. Sebaliknya, pola berpikir mereka yang masih didominasi sub-conscious merupakan suatu kesempatan, karena ini berarti pola belajar alami mereka adalah melalui modelling. Sehingga jika anda sebagai orang tua yang ingin anaknya mencintai membaca, maka terlebih dahulu anda harus BENAR-BENAR mencintai membaca. Mengapa? Karena ketika anda BENAR-BENAR mencintai membaca, maka prilaku anda pun (sadar ataupun tidak sadar) akan merefleksikan kecintaan anda pada membaca. Hal ini adalah suatu yang tidak dapat dibuat-buat. Anda mungkin dapat berpura-pura untuk waktu yang singkat, namun tetap pada akhirnya jika anda sebenarnya tidak suka membaca, pikiran sub-conscious si anak akan menangkap kepalsuan terebut. Dampaknya justru sangat bnuruk karena dapat menimbulkan kebencian yang sangat terhadap belajar. Ketika mereka mengasosiasikan belajar sebagai suatu kepura-puraan dan bukan sebagai suatu kebutuhan. Fenomena ini sering kali saya temui pada banyak klien saya, remaja usia sekolah, ketika mereka sangat membenci semua hal yang berkenaan dengan belajar, sementara orang tuanya sangat menekankan untuk tekun belajar. Namun yang terjadi malah konflik berkepanjangan antar keduanya, si orang tua menganggap anaknya tidak mengerti sementara si anak menganggap orang tuanya tidak mau mengerti.

Proses pencontohan ini akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga kembali lagi, seperti yang telah saya uraikan sebelumnya, jika anda ingin berpura-pura, pastikan anda dapat melakukannya untuk waktu yang lama.

Sebaliknya, jika anda secara konsisten mencintai membaca, benar-benar memulai dari diri anda sebagai orang tua, maka ketika saatnya tiba anak anda menjadi seorang individu yang mencintai proses belajar dan selalu berorientasi pada pertumbuhan individu.

Selamat membaca ......

Rabu, 07 November 2007

Bangun Lebih Pagi dan Mengatasi Insomnia

Pada masa-masa Raja dan Ratu berkuasa dahulu kala, jauh sebelum ditemukannya komputer dan berbagai teknologi canggih lainnya, bangsa Eropa berlomba-lomba melakukan penjelajahan laut mencari �dunia baru�, untuk mengetahui berbagai hal yang belum/tidak mereka ketahui saat itu. Berbagai keterbatasan dan keingintahuan yang sangat besar membuat mereka awalnya mengarungi lautan bebas tanpa disertai peta. Di setiap daratan yang ditemui, mereka membuat peta dan berbagai catatan mengenai hal baru yang mereka temukan. Tidak sedikit yang gagal, namun tetap keberanian dan kerja keras mereka membuahkan hasil berbagai penemuan potensi baru, seperti yang dicapai oleh Marcopolo dan lainnya.

Terlepas dari penjajahan yang mereka lakukan setelahnya, semangat mencari dan mempelajari berbagai potensi baru untuk keluar dari berbagai batasan, merupakan hal yang patut ditiru dalam kehidupan setiap individu. Kehidupan dapat dianalogikan sebagai perjalanan tanpa peta. Anda membuat peta dari setiap hari yang anda lalui dalam hidup anda. Sehingga setelahnya, anda mengetahui berbagai potensi dan batasan yang ada pada hari-hari yang telah dipetakan (charted days) dan terus menjelajahi hari-hari lain yang belum terpetakan (uncharted days). Perjalanan yang telah dilakukan memberikan anda berbagai keyakinan (belief) mengenai diri sendiri dan dunia.

Dari perjalanan yang telah dilalui, tentunya anda juga mendapatkan pemahaman untuk terus melakukan peningkatan pada berbagai potensi di setiap hari anda, sambil meminimalkan berbagai batasan yang mengekang. Sehingga sesaat sebelum check out dari dunia, (mudah-mudahan) anda telah mengembangkan berbagai kemampuan dan meminimalkan seluruh batasan, semampu anda. Dengan demikian anda baru saja menyelesaikan one nice trip on earth (please come again soon...? ).

Pada artikel kali ini saya ingin membuka satu kemampuan baru yang mungkin sebagian dari anda telah memilikinya namun banyak di luar sana yang masih berjuang dengan sangat keras untuk meraihnya. Kemampuan baru yang saya maksudkan adalah membiasakan diri bangun pagi. Bagi sebagian orang hal ini mungkin merupakan hal yang sepele, namun bagi sebagian yang lain hal ini sangat krusial karena sangat menentukan pencapaiannya. Saya sangat termotivasi menulis mengenai hal ini untuk dua alasan; saya telah (dan masih terus berusaha) meraihnya dan karena salah seorang klien saya benar-benar membutuhkannya. Seorang klien saya mengatakan produktifitasnya sangat menurun akibat kesulitan yang ia hadapi pada hal yang satu ini. Menurutnya jika ia tidak segera menyelesaikan hal ini, dalam waktu singkat ia dapat segera keluar dari bisnisnya.

Manfaat Bangun Pagi

Sebelum saya membahas lebih jauh tentang hal ini, tahukah anda berbagai manfaat dari membiasakan diri bangun pagi? Satu hal yang pasti ketika anda bangun pagi, anda dapat menikmati udara segar yang belum terkena polusi, jika anda tinggal di perkotaan. Saat itu sangat tepat bagi untuk memasukan sebanyak mungkin udara segar ke paru-paru dengan berolah raga. Dengan kata lain, membiasakan bangun pagi dapat membuat pikiran dan tubuh anda jauh lebih sehat.

Di pagi hari, anda akan melihat semua hal berbeda di bandingkan pada waktu-waktu setelahnya. Kesegaran yang hadir di pagi hari memunculkan mood yang baik untuk bekerja. Sehingga bangun pagi sebenarnya juga membuat anda lebih bersemangat dalam menjalani seluruh aktifitas setelahnya.

Bangun pagi juga dapat meningkatkan produktifitas bahkan disiplin pribadi anda. Ketika anda bangun lebih siang besar kemungkinan anda mengalami kesulitan untuk memenuhi berbagai janji atau aktifitas di pagi hari. Anda mungkin bisa menghindari kesulitan ini dengan (sedikit) menggeser janji ke siang hari. Namun tentu akan ada saat di mana anda harus memenuhi janji di pagi hari. Ketika hal itu terjadi akan hanya ada dua pilihan bagi anda, terlambat hadir atau datang dengan kondisi kurang segar akibat kurang istirahat. Keduanya sama-sama tidak menguntungkan. Tanpa disadari produktifitas anda terus menurun akibat beban kerja yang tidak proporsional dengan alokasi waktu yang tersedia dan anda semakin sering kehilangan berbagai peluang potensial. Belum lagi citra buruk yang didapat orang lain mengenai diri anda.

Saat Kuliah

Semasa berkuliah dulu, saya tinggal di tempat kos bersama dengan beberapa teman. Berada di tempat kos membuat saya merasakan kebebasan yang tidak saya rasakan sebelumnya. Kebebasan tanpa adanya peraturan yang mengikat ternyata membawa konsekuensi yang buruk salah satunya adalah kebiasaan untuk tidur saat sangat larut (hampir pagi) untuk kemudian terbangun di siang hari.

Efek samping dari kebiasaan ini adalah bertambahnya durasi tidur malam saya menjadi 1 atau 2 jam lebih lama dari sebelumnya. Pertambahan jam tidur ini jika dikalkulasi dalam periode bulanan dapat mencapai 60 jam. Dengan kata lain di setiap bulan, saya membuang waktu selama 60 jam!!!

Selain itu, kebiasaan ini juga membuat saya sering telat bahkan tidak mengikuti kuliah di pagi hari. Jika kelas di mulai pukul 8.00 saya mungkin baru dapat hadir pukul 9.00 paling cepat, padahal jarak tempuh antara tempat kos dan kampus hanya 5 menit berjalan kaki. Hari Jum'at kondisinya bisa lebih parah lagi, saya tidak hadir di kelas karena perkuliahan di mulai jam 7.30. Sehingga dapat ditebak prestasi perkuliahan saya di tahun-tahun awal kurang bagus.

Peringatan akademis yang saya raih dengan mudah, memaksa saya untuk mulai membiasakan diri bangun lebih awal. Saya pun melakukan berbagai cara, mulai dari tidur lebih awal hingga memasang jam waker sedekat mungkin dengan telinga agar dapat terdengar. Namun apa daya, semua hal tersebut sia-sia belaka. Ada kalanya jam waker terdengar (walaupun seringnya tidak), namun segera setelah mendengarnya, saya langsung mematikan dan kembali tidur.

Perubahan yang sesungguhnya baru saya dapatkan ketika saya mempelajari informasi mengenai tidur. Saya menyadari sangat sulit untuk membiasakan diri bangun lebih awal menggunakan strategi yang salah. Namun dengan strategi yang tepat, saya yakin semua individu pasti dapat melakukannya.

Perspektif Mengenai Tidur

Terdapat sedikitnya dua perspektif berbeda mengenai tidur. Perspektif pertama lebih mengarah pada aspek linearitas dalam tidur. Analoginya sebagai berikut; jika anda terbiasa tidur selama 8 jam maka untuk terbangun pada jam tertentu di pagi hari anda cukup menghitung mundur sebanyak durasi tidur yang dibutuhkan, sehingga anda mendapatkan jam tidur anda di malam hari.

Pendekatan yang sangat sederhana ini umumnya tidak bekerja optimal. Tentunya jumlah energi yang anda keluarkan di suatu hari belum tentu sama dengan hari yang lain. Jika anda tidak terlalu lelah di suatu hari, maka malam harinya mungkin anda tidak tertidur dengan mudah pada jam yang telah anda tentukan. Ketika dibutuhkan waktu lebih dari 5 menit untuk tidur setelah berada di tempat tidur, hal itu menunjukan bahwa anda belum benar-benar mengantuk. Jika kemudian anda tetap memaksakan untuk tetap tidur, maka anda sangat beresiko menjadi seorang insomniak.

Sementara pendekatan kedua lebih mengarah pada fakta tubuh manusia mengetahui kuantitas tidur yang dibutuhkannya. Pendekatan ini lebih menekankan agar anda hanya tidur hanya saat anda benar-benar mengantuk. Sehingga durasi tidur anda di setiap harinya akan berbeda, tergantung pada banyaknya energi yang anda gunakan di hari yang bersangkutan.

Pendekatan ini dapat mengakibatkan jadwal harian anda menjadi sulit diprediksi, karena jam bangun tidur anda dapat selalu berubah. Tidak hanya itu, anda mungkin saja tertidur di siang hari saat anda bekerja.

Pendekatan yang saya gunakan merupakan perpaduan antara keduanya. Singkatnya, jam bangun tidur saya tetap di setiap pagi, namun jam tidur dapat berubah-ubah di setiap harinya. Pendekatan ini memungkinkan saya di setiap hari menikmati istirahat yang cukup namun tetap terbangun di waktu yang sama. Anda mungkin bertanya bagaimana caranya?

Hal pertama yang saya lakukan adalah menentukan jam berapa saya ingin bangun di pagi hari. Untuk menentukan jam tidur saya menghitung mudur dari jam bangun sebanyak durasi tidur yang saya butuhkan. Setelahnya saya mengurangi sekitar 1 hingga 2 jam dari jam tidur, sebagai periode �pemanasan� untuk memastikan ketika akan tidur tubuh saya benar-benar lelah. Syukurnya, setiap malam saat kepala saya menyentuh bantal, dengan mudah saya segera tertidur.

Dalam rentang waktu �pemanasan�, 1 hingga 2 jam sebelum tidur, saya melakukan berbagai aktifitas yang mengkonsumsi tenaga saya, sehingga setelahnya dapat tertidur dengan mudah. Aktifitas yang saya lakukan umumnya adalah membaca atau menulis artikel. Keuntungan dari metode ini adalah saya mengetahui kapan saya harus tidur yaitu ketika mata saya tidak kuat lagi untuk membaca atau menulis.

Sebelum menggunakan metode ini saya terbiasa terbangun sekitar jam 11 siang. Saat menerapkan pendekatan ini saya menargetkan untuk memajukan jam bangun saya �hanya� menjadi pukul 10.30, atau lebih 30 menit lebih awal (anda dapat membaca artikel Seminggu Menuju Perubahan). Setelah saya dapat dengan mudah terbangun jam 10.30, saya kembali memajukan jam bangun tidur per 30 menit. Saya melakukan hal tersebut selama 7 hari dalam seminggu, termasuk hari libur. Kini, tidak hanya saya mampu terbangun 5 hingga 6 jam lebih awal dari sebelumnya, tapi juga mengurangi durasi tidur menjadi hanya 7 hingga 8 jam. Terkadang hal yang aneh terjadi seperti ketika suatu saat saya lupa memasang jam waker, namun saya tetap terbangun pada jam yang telah ditentukan. Ketika kebiasaan telah tertanam semuanya akan berjalan lebih mudah bahkan otomatis.

Saya menemukan waktu yang paling kritis dalam membiasakan diri bangun pagi adalah saat anda membuka mata di pagi hari. Jika anda menunda bangkit dari tempat tidur, besar kemungkinan anda akan kembali tertidur. Sehingga tips dari saya; jangan biarkan terjadi percakapan, apa lagi negosiasi untuk kembali tidur, walaupun �hanya� 10 - 15 menit. Sehingga setiap kali saya membuka mata, sebisa mungkin saya melompat dari tempat tidur dan tidak membiarkan terjadi percakapan di pikiran saya. Awalnya sering muncul pemikiran �jika nanti masih mengantuk bagaimana�. Namun hal yang terjadi tidak seperti yang diperkirakan. Ketika saya telah mulai bergerak, maka rasa kantuk perlahan menghilang tanpa saya sadari.

Tips Mengatasi Insomnia

Insomnia adalah kondisi yang terjadi saat anda mengalami kesulitan untuk tidur. Kebanyakan klien berkenaan dengan insomnia yang saya tangani menyatakan bahwa mereka menggunaan pil tidur untuk mengatasi kesulitan tidurnya. Dengan mengkonsumsi pil tidur sebenarnya tanpa disadari, mereka baru saja mendapatkan masalah baru yaitu ketergantungan pada pil tidur. Ketika tubuh anda tidak bekerja secara alami, mengindikasikan ada sesuatu yang salah.

Sebagian kecil gangguan tidur disebabkan oleh masalah medis. Namun porsi terbesar disebabkan oleh masalah psikologis atau penggunaan alkohol (termasuk obat-obatan), yang akan membutuhkan penanganan lebih lanjut. Sehingga setiap kali sebelum saya menangani klien dengan masalah gangguan tidur, saya selalu bertanya apakah ia mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan lainnya.

Hal lain yang dapat memunculkan kesulitan tidur adalah aktifitas kognitif yang berlebihan dan pola-pola kebiasaan yang tidak selaras dengan tidur, seperti kebiasaan khawatir sebelum tidur, merenung berlebihan, analisis kompulsif berkenaan dengan hari yang telah atau akan dijalankan, dan lainnya. Selain itu, konflik internal yang terjadi di di pikiran bawah sadar juga dapat mengganggu tidur.

Pada klien yang mengalami kesulitan tidur, pendekatan hypnotherapy lebih diarahkan pada beberapa hal diantaranya:

  • aplikasi self-hypnosis untuk membuat seluruh otot lebih relaks
  • aplikasi self-hypnosis untuk mengurangi aktifitas mental yang berlebihan
  • eksplorasi permasalahan yang menggangu tidur pada pikiran bawah sadar
Selain itu, metode intervensi tingkah laku juga dapat disertakan bersama hypnotherapy. Beberapa hal yang saya instruksikan kepada klien insomnia antara lain:
  • Hanya tidur ketika berada di tempat tidur.
    Aktifitas lain tidak diperkenankan untuk dilakukan di tempat tidur. Jika klien tetap melakukan hal tersebut, maka ia harus memilih apakah akan melanjutkannya dengan bangun dari tempat tidur atau menghentikan aktifitas tersebut
  • Jika pasien masih terjaga setelah 20 menit di tempat tidur,
    dia harus bangun dan melakukan aktifitas
  • Pasien hanya boleh naik ke tempat tidur jika dia merasa lelah.
    Aktifitas tidur pada siang hari akan lebih baik untuk dihindari.

Selasa, 06 November 2007

Anatomi Emosi

Beberapa saat yang lalu saya memfasilitasi pelatihan dua hari; Total-Mind Learning di satu sekolah di kawasan Jakarta. Para peserta kebanyakan merupakan praktisi pendidikan, guru dan orang tua. Banyak hal menarik yang terjadi selama pelaksanaan pelatihan, diantaranya adalah ketertarikan peserta pada isu yang berkenaan dengan emosi. Mulai dari peranan emosi dalam pembelajaran, mekanisme pengendalian emosi hingga kecerdasan emosional. Untuk lebih menyempurnakan penjelasan yang saya berikan saat pelatihan adalah tujuan dari artikel ini dibuat. Kali ini pendekatan saya sedikit klinis yang saya sarikan dari berbagai sumber. Namun seperti biasa, saya usahakan penjelasan pada artikel ini sangat membumi dengan meminimkan penggunaan istilah-istilah asing kecuali untuk penjelasan anatomi otak.

Untuk menjelaskan emosi secara tidak emosional , penting kiranya saya masuk ke dalam struktur otak karena emosi erat kaitannya dengan pikiran. Di otak, bagian yang sangat berkenaan langsung dengan emosi adalah amygdala (bahasa latin untuk almond) karena bentuknya yang hampir menyerupai kacang almond.

amygdala, komponen utama penghasil emosi

Otak manusia memiliki dua amygdala yang ukurannya relatif lebih besar dibandingkan primata lainnya. Adapun neuroscientist yang pertama kali menemukan fungsi amygdala pada fungsi emosional dari otak manusia adalah Joseph LeDoux (Centre for Neural Science, New York University).

Pada binatang yang amygdala-nya diambil kehilangan motivasi untuk bersaing ataupun bekerja sama. Sebagai tambahan, hal ini mengakibatkan pula binatang kehilangan pengenalan posisinya pada kelompoknya. Sehingga menjadi sangat pasif pada kelompoknya.

amygdala dapat mengorkestrasikan emosi secara independen, terlepas dari peranan neo cortex. LeDoux menyatakan bahwa amygdala juga berperan pada pembentukan memori yang identik dengan emosi tertentu. Ia mendapatkan kesimpulan ini setelah melakukan eksperimen dengan tikus. Guna mencegah intervensi dari efek Pavlov (fenomena anjing yang mengidentikan suara bel dengan saat makan), LeDoux menghancurkan auditory cortex dari tikus tersebut, sehingga ia tidak dapat mempelajari suara yang diperdengarkan. Lalu tikus tersebut diberikan dipaparkan dengan suara yang kemudian diasosiasikan dengan kejut listrik. Hasil eksperimennya memberikan hasil bahwa tikus tersebut tetap mampu mengenali suara bel, hal ini didasarkan pada reaksi takut saat bel berbunyi. Tikus tersebut mengenali suara bel dengan mengandalkan sepenuhnya pada fungsi amygdala. Hal ini berarti, otak dapat mengingat emosi yang pernah dialami sebelumnya.

amygdala merupakan bagian otak yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan memori yang berkaitan dengan emosi. Pada individu yang amygdala-nya diambil untuk alasan medis, individu tersebut menjadi kurang tertarik pada individu lain.Walaupun ia masih dapat berkomunikasi dan menjalani berbagai tes kognitif, namun pengenalannya pada kerabat, teman bahkan ibunya menjadi sangat buruk. Ekspresinya untuk berbagai kondisi menjadi pasif. Pengenalannya pada kadar emosi dari suatu kejadian menjadi sangat minim. Kondisi ini disebut sebagai affective blindnness. Wajar saja jika individu ini tidak dapat menangis, karena untuk dapat menangis, amygdala perlu memicu struktur sekitarnya hingga dikeluarkan air mata.

Mengapa manusia menjadi irasional saat emosi

Pada saat seorang individu dilanda emosi, marah misalnya, besar kemungkinan ia melakukan tindakan yang irasional. Masih ingat berita di TV mengenai seorang pemuda yang lompat dari menara lantai 27 akibat putus cinta? Atau ingatkah anda pada kejadian terakhir kali anda marah dan berbagai keputusan atau tindakan yang anda lakukan saat itu? Apa pun tindakan atau keputusan yang diambil saat marah, pada kebanyakan kasus merupakan tindakan atau keputusan yang kurang optimal. Hal ini ditandai dengan penyesalan yang biasanya datang setelahnya.

Untuk mencegah hal itu terjadi pada anda, atau setidaknya agar anda dapat mengendalikan diri anda saat emosi, anda perlu memahami mekanisme apa yang terjadi saat anda sedang dilanda emosi.

Pada kondisi emosional, amygdala memegang peranan yang sangat menentukan. Hal ini disebabkan karena amygdala memindai semua informasi yang masuk melalui panca indra dengan satu pertanyaan yang sangat sederhana (bahkan primitif) seperti, "Apakah ini merupakan hal yang saya benci?", "Saya takuti?" dan lainnya. Jika jawaban atas pertanyaan tersebut "ya", maka tahap selanjutnya amygdala mengirimkan sinyal ke semua bagian otak untuk siaga. Dari penjelasan ini, dapt dibuat analogi bahwa amygdala merupakan bagian yang menyalakan alarm yang ketika terjadi suatu kejadian langsung menghubungi pemadam kebakaran, ambulan, Pol. PP dan lainnya.

Ketika terjadi suatu kejadian yang memicu emosi, katakanlah misalnya takut, terjadi kemudian adalah amygdala mengirim pesan ke semua bagian dari otak sehingga memicu dikeluarkannya hormon yang berkenaan dengan reaksi paling primitif, lawan atau lari. Hal ini dilakukan dengan cara memicu pusat pergerakan, mengaktifkan sistem kardiovascular, mensiagakan otot dan lainnya. Selain itu amygdala juga memicu dikeluarkannya neurotransmitter norepinephrine untuk meningkatkan reaksi dari area utama otak, sehingga panca indra menjadi lebih siaga. amygdala juga mengirim pesan ke batang otak sehingga memunculkan ekspresi takut, ketegangan, meningkatkan laju detak jantung yang meninggikan tekanan darah dan membuat nafas menjadi lebih cepat dan dangkal.

Penelitian yang dilakukan oleh LeDoux mengindikasikan bahwa aliran informasi yang diterima dari panca indra terpecah menjadi dua jalur. Satu jalur menuju ke thalamus berlanjut ke neo cortex, sementara jalur yang lain mengarah ke amygdala. Jalur langsung dari thalamus ke amygdala terdiri atas rangkaian neuron yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada jalur yang menghubungkan thalamus dengan neo cortex. Sebagai ilustrasi pada tikus, rute antara thalamus ke neo cortex panjangnya dua kali lebih panjang dibandingkan rute dari thalamus ke amygdala. Informasi dari thalamus ke amygdala dapat bergerak dalam satuan 12/1000 detik (lebih singkat dari pada satu nafas). Arsitektur ini yang memungkinkan amygdala dapat merespon lebih cepat (sangat kilat) bahkan sebelum neo cortex menerima dan mengenali keseluruhan informasi yang dikirim dari thalamus.

amygdala sangat dibutuhkan utamanya ketika anda harus bereaksi cepat. Bayangkan ketika rumah anda kebakaran, tantu anda langsung bergerak melakukan hal yang perlu dilakukan dibandingkan menganalisa apa yang sebenarnya tengah terjadi. Ketika amygdala tengah memicu munculnya reaksi cepat yang impulsif, bagian lain dari otak emosional membenarkan kondisi tersebut. Bagian lain yang membenarkan kondisi reaksi impulsif tersebut adalah prefrontal lobes yang terletak tepat di belakang kening anda. Prefrontal cortex bekerja ketika anda berada pada kondsi emosional, sehingga anda tetap dapat mengatur respon, walaupun sedang berada pada kondisi emosional.

Dari thalamus sebagian besar informasi mengalir ke neo cortex dibandingkan ke amygdala. Bagian yang mengatur aliran informasi tersebut adalah prefrontal lobes. Ketika ada suatu kejadian yang tidak diinginkan, prefrontal lobes melakukan penimbangan untung-rugi atas respon yang akan dilakukan. Pada binatang, responnya sangat terbatas, lawan atau lari. Pada manusia alternatif responnya bisa lebih banyak, mulai dari lawan, negosiasi, diskusi, merayu, hingga lari. Sama seperti amygdala, ketiadaan prefrontal lobes membuat individu tidak memiliki aspek emosional pada hidupnya.

Itulah yang menyebabkan individu dapat merespon sedemikian cepat dan sigapnya tanpa sempat dipikirkan terlebih dahulu? Bayangkan, ketika saya menginjak kaki anda, tentu dengan sangat cepat anda akan merespon, mungkin marah, berteriak ataupun menampar saya.

Memori dan emosi

Pada artikel yang berkenaan dengan memori, saya telah menekankan eratnya kaitan antara emosi dan memori. Karena fokus artikel kali ini lebih mengarah pada emosi, maka pembahasan mengenai memori saya buat sesingkat mungkin dan yang berkaitan dengan emosi.

Emosi dan memori saling mempengaruhi satu sama lain, artinya emosi dapat mendatangkan kembali memori tertentu dan sebaliknya memori juga dapat memicu emosi tertentu. Hal ini tentunya mengindikasikan betapa strategisnya peranan emosi pada keberhasilan pembelajaran individu. Untuk menjamin keberhasilan belajar siswa, contohnya, ia perlu dibekali dengan kemampuan mengenai manajemen emosi (lebih besar konteksnya dibandingkan hanya sebatas pengendalian emosi).

Jika ditinjau dari segi anatomi otak, bagian yang berhubungan langsung dengan fungsi memori adalah hippocampus. Hippocampus memainkan peranan yang sangat signifikan dalam pembentukan memory faktual. Pada pengalaman keseharian, hippocampus adalah bagian yang membuat anda mengenali wajah teman anda, si Rudi. Sementara amygdala yang menambahkan unsur emosi atas memori tersebut; betapa anda membenci si Rudi. Peranan amygdala, yang menambahkan unsur emosional pada memori tertentu, membuat memori tersebut lebih tahan lama. Itulah sebabnya mengapa pengalaman yang emosional mudah diingat.

Otak ternyata memiliki dua sistem memori, memori faktual dan memori emosional. Memori faktual berkenaan dengan informasi yang tidak memicu munculnya emosi tertentu pada diri individu, sebatas dry facts. Misalnya informasi mengenai hari Soempah Pemoeda, tanggal 28 Oktober 1928. Adapun memori emosional sangat berkenaan dengan informasi yang dapat memicu munculnya (kembali) emosi tertentu yang dulu pernah anda alami.

Kelemahan dari sistem memori emosional terletak pada buruknya sense of time. Informasi yang dimunculkan sering kali sudah terlalu lampau (tidak up-to date), dengan membawa pengalaman masa lalu seolah terjadi saat sekarang. Ketika terjadi suatu pengalaman, katakanlah misalnya saat ini, amgdala memindai keseluruhan pengalaman tersebut untuk kemudian membandingkannya secara asosiatif derngan padanannya di masa lampau. Ketika terdapat satu elemen dari pengalaman saat ini yang serupa dengan satu elemen dari pengalaman masa lalu, secara otomatis amygdala mengidentifikasi seolah kedua pengalaman tersebut identik. Hal ini menjelaskan mekanisme kerja emosional anchoring/anchor. Artinya ketika individu mendapati satu komponen pengalaman masa lalu pada masa sekarang, maka hal itu akan memicu amygdala untuk secara asosiatif memunculkan kembali seluruh pengalaman masa lampau. Dan inilah pula yang menjelaskan mengapa anda bisa menangis atau marah-marah saat ketika melewati suatu jalan tertentu. Karena ternyata jalan itu adalah salah satu komponen dari pengalaman anda di masa lalu. Orang lain yang tidak mengetahui mengenai hal ini, wajar saja jika menganggap anda gila .

Dalam mengaplikasikan Human Change Technology pada banyak klien, saya sering kali mendapatkan banyak pelajaran berharga. Sering kali saya bertanya mengapa suatu duka/taruma di masa (sangat) lampau (masa anak-anak), dapat terbawa hingga dewasa. Ternyata secara anatomi, pada manusia, amygdala lebih cepat berkembang dibandingkan neo cortex. Hal itu menjelaskan mengapa berbagai kejadian emosional di tahun-tahun pertama dari seorang individu, bisa sangat berkesan. Pada usia yang sangat dini, seorang individu bisa sangat rentan terhadap berbagai kondisi emosional. Sehingga penting pendampingan dari orang tua untuk mencegah munculnya trauma ataupun phobia pada anaknya di kemudian hari saat dewasa.

Pembajakan emosi

Pada manusia umumnya sangat dimungkinkan terjadi pembajakan emosi. Anda mungkin pernah tiba-tiba sangat marah pada hal yang sangat sepele. Ketika anda memikirkan hal itu, saat tidak lagi emosional, anda menyesal dan bertanya, �Kenapa saya marah akan hal itu?� Pada saat itu sebenarnya apa yang terjadi?

Pembajakan emosi dapat terjadi sedikitnya melalui dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah sesuatu memicu amygdala sehingga terjadi kegagalan untuk mengaktifkan neo cortex. Sementara mekanisme kedua melalui pengambilalihan zone neo cortical yang disebabkan oleh alasan emosional. Dengan kata lain, pada kondisi ini pemikiran rasional ditindih oleh emosi.

Otak manusia juga dilengkapi dengan mekanisme saklar emosi. Fungsi ini ada pada left prefrontal lobes. Bagian ini dapat dianalogikan sebagai thermostat neural, yang berfungsi mengatur emosi yang tidak diinginkan. Sementara left prefrontal lobesmengatur/mengendalikan, right prefrontal lobes, merupakan tempat emosi negatif. Pada individu yang mengalami kerusakan left prefrontal lobes, setiap saat selalu khawatir. Sebaliknya pada pasien yang mengalami kerusakan pada right prefrontal lobessetiap saat selalu ceria. Left prefrontal lobesdapat meminimalkan kebanyakan emosi negatif kecuali yang sangat signifikan. Singkatnya, amygdala yang memicu emosi, prefrontal lobes yang menghentikan.

Manusia memiliki working memory, sehingga ia dapat mengetahui berbagai hal yang berkenaan dengan aktifitas yang sedang dilakukannya. Mekanisme kerja working memory dikendalikan oleh prefrontal cortex. Arsitektur sirkuit yang menghubungkan otak limbik ke prefrontal lobe, memungkinkan terjadinya pembajakan informasi oleh emosi, yang mengakibatkan terganggunya kerja working memory. Itulah sebabnya mengapa saat marah, anda seolah tidak dapat berpikir secara rasional. Saya sempat menjelaskan hal ini pada seorang Kepala Sekolah yang akan mengeluarkan seorang siswanya. Saat siswanya emosi, ia bisa tidak mengerjakan ulangannya bahkan berlaku kasar pada gurunya. Syukurnya...si Kepala Sekolahnya tidak (mau) mengerti, dan siswa tersebut tetap dikeluarkan dari sekolah.

Sehingga apa yang perlu dilakukan

Semua uraian di atas sebenarnya hanya ingin menjelaskan betapa besar pengaruh emosi pada pencapaian seorang individu, utamanya pada proses pembelajaran. Namun sayangnya pengarahan, pelatihan atau pun pendidikan berkenaan dengan manajemen emosi masih sangat minim. Seolah sekolah lebih mementingkan agar siswa mendapatkan nilai matermatika yang bagus dibandingkan apakah ia masih bisa hidup seminggu kemudian. Saya sama sekali tidak mengenyampingkan pentingnya fungsi intelektual, hanya saja agar hasil pembelajaran dapat lebih optimal perlu juga diimbangi dengan kemampuan menajemen emosi. Bukankah emosi yang membuat seorang bergerak, emotion (energy in motion) .

Semuanya telah menyadari betapa banyak kerugian yang telah disebabkan oleh minimnya kemampuan manajemen emosi seorang individu, namun semua langkah yang mengarah pada hal tersebut masih sangat minim dilakukan. Semoga artikel kali ini dapat lebih menjelaskan betapa pentingnya penyelasaran antara "kepala" dengan "hati".

Jumat, 02 November 2007

7 Langkah Mengembangkan Pemikiran Kritis Saat Belajar

Jika anda seorang pelajar atau mahasiswa, tentunya artikel kali ini sangat berguna bagi anda. Artikel kali ini merupakan lanjutan dari artikel tentang pembelajaran sebelumnya, strategi sukses di sekolah.

Dalam menjalani proses pembelajaran, baik di sekolah maupun di kampus, tentu anda menginginkan prestasi yang optimal. Penting untuk disadari bahwa guna mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal tentu faktor yang paling menentukan adalah pada proses belajar itu sendiri.

Banyak individu beranggapan bahwa proses belajar merupakan proses yang sederhana. Hanya dengan membaca materi pengajaran (buku/diktat/modul/kebetan ), memperhatikan dan mendengarkan penjelasan di kelas maka prestasi optimal pasti diraih. Sayangnya pada kenyataannya tidak demikian (kacian deh lu... ). Jika demikian kenyataannya maka tentunya akan banyak sekali individu yang berhasil dalam belajar. Jika demikian maka tidak akan ada bimbingan belajar yang mengedepankan hanya cara-cara ringkas dalam menyelesaikan soal. Dan memang kenyataannya tidak demikian. Banyak siswa/mahasiswa yang telah melakukan hal serupa namun prestasinya tetap kurang memuaskan. Strategi belajar pasif tidak akan pernah memberikan hasil pembelajaran yang diharapkan.

Tahukah anda bahwa guna meraih hasil optimal anda perlu melibatkan seluruh pemikiran aktif saat melakukan pembelajaran. Sayangnya banyak institusi pendidikan (baik sekolah, kampus apalagi bimbingan belajar) yang tidak mengembangkan hal ini. Bagi mereka belajar adalam proses dimana guru mengajar dan siswa menerima. Itu dan hanya itu saja. Wajar saja kemudian sekiranya kualitas pendidikan bangsa ini sedikit kurang dibandingkan negara lain di kawasan.

Belajar dan berpikir merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dapatkah anda membayangkan bagaimana proses pembelajaran yang tidak disertai dengan proses berpikir. Sayangnya masih banyak individu yang belajar seperti zombie. Dari luar sepertinya mereka belajar namun sebenarnya mereka tidak belajar. Proses belajar dapat dianalogikan sebagai keseluruhan perjalanan mencapai satu tujuan. Sementara berpikir merupakan proses perjalanan itu sendiri, kaki mana yang harus dilangkahkan dan ke arah mana anda perlu melangkahkannya. Selama proses perjalanan anda perlu memastikan bahwa setiap langkah koheren satu sama lain guna mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Karena untuk mencapai hasil optimal dalam pembelajaran dibutuhkan pemikiran aktif, dan berpikir secara aktif sama artinya dengan berpikir secara kritis, maka artinya proses pembelajaran optimal membutuhkan pemikiran kritis dari si pembelajar.

Mungkin seperti yang lainnya, kini anda bertanya, �Apa yang dimaksud dengan pemikiran secara kritis?� Pada bagian berikut saya menguraikan seluruh tahapan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pemikiran kritis saat belajar. Harapannya setelah membaca artikel ini, anda tidak melatihnya namun langsung menerapkan dan hanya menanti hasil yang lebih optimal, segera atau beberapa saat setelahnya.

1. Tentukan hal yang ingin anda pelajari

Untuk dapat melibatkan pemikiran kritis saat belajar, sebelumnya anda perlu benar-benar mengetahui apa yang akan atau ingin anda pelajari. Hal ini sama seperti mengetahui tujuan pergi sebelum anda melangkahkan kaki ke luar rumah. Anda dapat melakukan hal ini dengan memberikan pernyataan seputar materi tersebut. Jika anda mudah lupa, tips dari saya, ikuti training/coaching Prima Memory atau siapkan selembar kertas di dekat anda dan tuliskan berbagai penyataan tujuan anda mempelajari materi tersebut. Anda dapat memberikan berbagai pernyataan sederhana seperti, �Saya penasaran cara kerja pikiran saat seseorang berada pada kondisi hypnosis?� atau �Saya penasaran apa hubungan antara hypnosis dengan peningkatan daya ingat seseorang?� Intinya semua pertanyaan yang anda tuliskan adalah pernyataan tujuan yang singkat dan sederhana.

2. Kumpulkan semua sumber informasi

Daftarkan semua sumber informasi berkenaan dengan materi yang ingin anda kuasai, setelahnya kumpulkan. Anda perlu membuka diri seluas-luasnya pada berbagai sumber informasi, mulai dari buku, makalah, artikel, berbagai sumber di internet, kliping, jurnal, koran, majalah, siaran radio, TV, penjelasan guru/dosen, wangsit, wasiat, wasir dan yang lainnya . Hilangkan semua praduga anda mengenai materi yang ingin anda pelajari, karena praduga anda hanya akan membatasi proses pencarian berkenaan seputar materi tersebut. Semakin banyak sumber informasi yang anda dapatkan semakin baik.

Setelahnya anda perlu mencari pula berbagai contoh aplikasi dari hal yang anda telah pelajari. Tahapan ini sering kali dilewatkan oleh banyak individu. Akibatnya proses pembelajaran mereka kurang optimal karena membuat mereka seolah terpisah dengan materi yang sedang dipelajari. Mereka memahami materinya, namun mereka tidak mengetahui aplikasinya.

Berbagai contoh aplikasi yang anda temui di lapangan juga dapat membantu anda memfilter informasi mana yang perlu diterima dan informasi mana yang perlu ditolak. Ketika terdapat ketidaksesuaian antara aplikasi di lapangan dan teori yang anda pelajari hal ini merupakan sinyal bagi anda untuk mulai bertanya ke dalam diri, �Haruskan saya terima informasi ini atau saya perlu membuangnya?� Melakukan hal ini akan semakin memperkuat pemahaman anda akan materi yang anda pelajari.

3. Tanyakan asumsi dasar penulis

Setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas suatu kondisi. Dan seperti yang telah saya ulas sebelumnya pada artikel resolusi konflik melalui modifikasi value, tidak ada satu pun dari pemahaman tersebut yang 100% akurat dengan kondisi yang sesungguhnya terjadi. Salah satu kondisi yang kudu dalam berpikir kritis adalah anda perlu memiliki pendekatan seobjektif mungkin atas hal yang anda pelajari dan minimalkan terseret oleh subjektifitas satu pihak, katakanlah si penulis.

Serupa dengan artikel ini, anda perlu melakukan hal yang sama. Tanyakan berbagai pertanyaan yang ada di benak anda saat membaca artikel ini. Bahkan jika diperlukan berikan sanggahan anda atas artikel ini atau pada berbagai artikel lainnya di web site ini. Karena web site ini diorientasikan se-objektif mungkin, itulah sebabnya saya memfasilitasi objektifitas individu melalui media buku tamu atau mailing list.

4. Buat pola sederhana atas materi yang dipelajari.

Artikel pada majalah Scientific American Mind volume 17, No. 6, Venus in Response mengungkapkan bahwa persepsi individu mengenai kecantikan ternyata lebih ditentukan oleh kesederhanaan. Wajah yang sederhana dan tidak rumit ketika dipandang dianggap sebagai wajah yang cantik. Dan masih banyak lagi contoh lainnya yang menerangkan bahwa pikiran lebih senang dengan keserhanaan. Saya beranggapan hal ini salah satunya disebabkan oleh mekanisme kerja pikiran manusia yang tidak senang dengan kompleksitas.

Demikian juga dalam belajar kaitannya dengan pembelajaran. Sangat penting bagi anda untuk membuat pola di pikiran mengenai hal yang telah anda pelajari. Anda perlu membuat hal yang anda pelajari menjadi sederhana namun tidak menyederhanakan (bingung� kan ). Maksud saya adalah dalam proses belajar anda perlu kemudian membentuk pola namun tidak terlalu mereduksi berbagai informasi yang penting. Jika anda melakukan hal ini maka kualitas pemahaman anda yang dikorbankan. Salah satu cara untuk membentuk pola atas hal yang dipelajari adalah dengan menggunakan peta pikiran (mind map). Dengan menggunakan mind map maka anda tidak hanya membentuk pola dengan melihat seluruh gambaran besar dari informasi yang anda pelajari, namun anda juga mengetahui hubungan antara masing-masing informasi tersebut. Sebagai tambahan, hal ini juga mempermudah anda dalam mengkomunikasikan hal yang anda pelajari kepada orang lain.

5. Tanya ???

Setelah mendapatkan pola dari materi yang anda pelajari maka tahapan selanjutnya adalah menanyakan kembali berbagai informasi yang telah anda pelajari kepada diri anda. Hal ini salah satunya ditujukan untuk mengaktifkan pikiran anda dan terus mengembangkan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan bertanya anda mengindentifikasi berbagai hal yang mungkin belum anda kuasai mengenai materi yang anda kuasai. Tanyakan berbagai pertanyaan yang memancing untuk memperbesar medan pemahaman anda misalnya, �Bagaimana kalau begini/begitu?�.

6. Kemukakan !!!

Setelah anda belajar mengenai sesuatu tentunya anda ingin mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda. Asumsi saya anda belajar untuk memahami suatu materi dan bukan untuk orientasi yang lain, seperti sebatas menaikan nilai misalnya. Nilai merupakan konsekuensi logis atas pemahaman anda. Dengan demikian wajar sekiranya saya merasa aneh ketika mendengar atau melihat iklan berbagai institusi pendidikan yang berbunyi �menaikan nilai ujian dengan rata-rata sekian� atau �semua lulusan kami langsung kerja�. Tidakkah hal itu terdengar seperti �pemrograman manusia�. Mungkin memang benar sekarang jaman edan, semuanya serba terbalik .

Untuk mengetahui seberapa baiknya pemahaman, anda perlu menyatakan kembali berbagai hal yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui sejauh mana dan sebaik apa penguasaan anda atas materi tersebut. Untuk melakukan hal ini anda dapat menerangkan ke orang lain. Namun sebelumnya perlu dijelaskan bahwa tujuan anda adalah untuk meningkatkan pemahaman anda atas materi tersebut dan bukan untuk mempertontonkan kecerdasan anda.

7. Uji kemampuan anda.

Langkah terakhir dari rangkaian tahapan berpikir kritis dalam belajar adalah menguji penguasaan. Serupa dengan tahapan sebelumnya, tahapan ini dilakukan salah satunya untuk mengetahui seberapa baiknya kemampuan anda atas materi yang dipelajari. Bedanya, tahapan ini sedikit lebih mendetil. Sedikitnya ada lima hal yang perlu dilakukan untuk menguji kemampuan anda, antara lain:

  • Daftarkan
    Termasuk di dalamnya memberikan label (nama), mengidentifikasi dan membuat daftar seputar materi yang dipelajari. Hal ini ditujukan untuk mendemonstrasikan berbagai hal yang telah anda pelajari. Dengan kata lain seberapa beragamnya hal yang telah anda kuasai.
  • Definisikan
    Termasuk di dalamnya memberikan penjelasan, merangkum dengan kata-kata sendiri dan berbagai cara lainnya. Utamanya dengan merangkum menggunakan kata-kata sendiri, anda mengetahui seberapa baiknya penguasaan anda atas materi tersebut. Selain itu dengan melakukan hal ini anda memadukan pula informasi terbaru dengan berbagai informasi yang telah anda ketahui sebelumnya.
  • Pecahkan masalah
    Termasuk pula di dalamnya memberikan contoh berkenaan dengan materi yang anda pelajari. Dengan melakukan hal ini anda mengetahui pula aplikasi dari materi yang anda pelajari.
  • Bandingkan dengan teori lain
    Jika anda pernah mempelajari atau megetahui materi sejenis dari sumber yang berbeda maka anda dapat melakukan komparasi antara keduanya. Melakukan hal ini berarti anda melatih pula daya analisa.
  • Ciptakan
    Termasuk pula di dalamnya mengkombinasikan dan menemukan teori baru. Menciptakan terori bukan hanya hal para peneliti, anda pun dapat dan harus pula melakukannya. Kembangkan teori anda sendiri. Dengan demikian anda mengkristalkan pemahaman anda atas materi tersebut.
  • Dan yang terakhir, buat rekomendasi anda
    Serupa dengan langkah sebelumnya, namun langkah ini lebih ditujukan bagi orang lain. Menurut saya karakteristik cerdas adalah; mengetahui apa yang diinginkan, mengetahui di mana mendapatkan yang diinginkan dan dapat membuat orang lain mencapai seperti dirinya. Semantara anda membaca artikel ini, saya mengetahui pula bahwa anda adalah seorang yang cerdas sehingga tentuya anda dapat juga membantu orang lain untuk meraih pula berbagai pencapaian anda. Anda dapat melakukan hal ini salah satunya dengan memberikan rekomendasi atas materi yang bersangkutan. Beritahu the do�s anda the don�t�s untuk mempelajari materi tersebut.

Okehh (memang pakai "h" ) , demikianlah artikel kali ini mengenai metode cara mengembangkan pemikiran yang kritis dalam pembelajaran. Kembali lagi harapan saya semoga setelah anda membaca keseluruhan artikel kali ini, anda tidak melatihnya, melainkan hanya melakukannya saja dalam keseharian. Saya penasaran seberapa cepatnya seluruh kemampuan tersebut menyatu dengan diri anda, sekarang atau beberapa saat setelahnya.