Rabu, 14 November 2007

Membaca Satu Buku Per Minggu

Artikel kali ini merupakan respon saya atas pertanyaan Bapak Tober Berlin Marpaung yang isinya kurang lebih berhubungan dengan metode meningkatkan minat baca pada anak. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas pertanyaannya, memberikan kesempatan bagi saya untuk terus tumbuh dan berkembang. Pembahasan saya mengenai hal ini didasarkan pada pemahaman dan pengalaman saya berkenaan dengan kebiasaan membaca. Saya akan membahas mengenai hal ini secara menyeluruh, meliputi beragam aspek yang berhubungan dengan membaca.

Dulu saya merupakan individu yang biasa saja dengan membaca. Saya mengangap diri saya bukan seorang kutu buku namun juga bukan seorang yang membenci buku. Karen pada kenyataannya, saya masih suka membeli buku-buku favorit. Sekiranya ada buku yang menarik perhatian, saya akan membelinya untuk kemudian membaca seperempat atau mungkin setengah dari keseluruhan buku tersebut. Setelahnya, besar kemungkinan nasib buku tersebut tidak akan pernah lagi terjamah oleh tangan saya.

Semuanya berubah ketika saya melihat tayangan video program dari Brian Tracy, keluaran dari Nightgale-Conant. Brian Tracy merupakan seorang pembicara kelas dunia di bidang enterpreneurship dan sales. Ia mencapai prestasinya yang mendunia, bahkan TANPA menghadiri pendidikan formal. Semua pemahamannya ia dapatkan secara otodidak. Menurutnya jika seseorang membiasakan diri membaca hanya satu buku per minggunya, dan melakukannya secara konsisten selama tujuh tahun, setelahnya ia akan menjadi seorang pakar di bidang yang ia pilih. Dan benar saja, ketika satu bagian dari program tersebut mengarahkan saya melihat ke perpustakaan virtual Brian Tracy, begitu banyak buku dari berbagai penulis dan berbagai topik ada di situ. Ke mana saya mengarahkan pointer-mouse saya setiap buku, maka akan muncul pull-down menu yang berisi ringkasan dari buku tersebut. Hal ini sangat menggugah saya untuk mencoba kebiasaan baru ini. Ditambah lagi saya telah melihat buktinya. Belief saya sangat kuat pada saat itu, bahwa jika juga melakukan hal itu, maka tentu pemahaman saya mengenai bidang yang saya pilih akan sangat mumpuni.

Semenjak saat itu, hingga sekarang saya terus melakukan kebiasaan itu. Ditambah lagi sekarang ketika profesi saya di bidang Human Change Technology, mengharuskan saya mengetahui banyak hal untuk membantu perubahan pada individu.

Manfaat

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman diri

Dengan semakin banyak membaca tentunya pemahaman dan pengertian anda mengenai berbagai hal terus bertamabah. Hal itu kemudian memberikan anda kesadaran mengenai betapa banyak hal yang belum anda ketahui. Seolah seluruh pintu alam semesta terbuka bagi anda, memberikan anda lebih banyak peluang dan kemungkinan baru.

Namun hal ini juga membuat anda tahu betapa banyak hal yang belum anda ketahui. Bayangkan jika pemahaman anda saat ini digambarkan sebagai suatu lingkaran di mana area di dalam lingkaran dianalogikan sebagai berbagai hal yang telah anda pahami. Area di luar lingkaran mewakili berbagai hal yang TIDAK ANDA KETAHUI. Sementara garis yang membatasi lingkaran, merupakan indikator yang memberitahu anda mengenai berbagai hal yang BELUM ANDA PAHAMI. Ketika lingkaran anda membesar tentunya garis pembatas pun semakin panjang. Memberikan anda lebih banyak informasi mengenai berbagai hal yang belum anda ketahui. Sehingga anda mengetahui berbagai hal lain yang perlu anda kuasai.

Pada mereka yang tidak pernah membaca, kondisinya sebaliknya. Mereka tidak pernah tahu dimana tingkat kesadaran mereka saat ini. Kesadarannya mereka sangat ditentukan oleh informasi yang diberikan orang lain. Sehingga orang lain yang menentukan berbagai hal yang ia pikirkan. Seolah orang lain memegang remote control atas pikirannya. Ketika tombol "YA" ditekan, ia berkata "YA". Dan ketika tombol "TIDAK" ditekan, ia pun berkata "TIDAK".

Membentuk cara berpikir menyeluruh

Manfaat lain yang saya dapatkan dari membaca adalah cara berpikir yang lebih menyeluruh. Ketika semakin banyak buku yang anda baca, semakin anda menemukan fakta bahwa berbagai hal saling berhubungan. Hal ini dapat semakin memperkuat aspek spiritualitas anda ketika di setiap saat pemahaman anda semakin dekat dengan kebenaran yang paling hakiki, ke-satua-an, oneness.

Selain itu, pekerjaan saya yang berkenaan dengan Human Change Technology, menuntut saya untuk memahami banyak hal sehingga solusi yang saya berikan dapat menyeluruh. Pernah suatu ketika seorang klien datang menemui saya, mengeluhkan semua kondisinya yang menyebabkan ia tidak termotivasi untuk semuanya, di rumah ataupun di kantor. Ia menceritakan telah banyak buku motivasi diri yang dibacanya, namun yang terjadi justru sebaliknya, demoralisasi. Dari ceritanya saya mengetahi bahwa masalahnya ternyata terletak pada gaya hidupnya, termasuk di dalamnya pola makan dan aktifitas fisik yang kurang. Jika saya hanya berpegang pada satu perspektif, one-track mind, mungkin saya tidak akan pernah mengetahui apa penyebab dari kondisinya.

Melatih kebugaran otak

Manfaat yang satu ini didasarkan pada tinjauan secara klinis, neurophysiology. Dalam mengolah informasi otak bekerja secara asosiatif. Informasi yang ada di dalam otak membentuk jaringan informasi. Jaring-jaring informasi ini dapat terdiri dari jutaan bahkan mungkin milyaran jalur dan koneksi. Semakin banyak anda memasukan informasi baru ke otak anda, semakin banyak dan semakin kompleks pula jaringan informasi yang terbentuk. Ketika mempelajari hal yang telah anda ketahui sebelumnya, maka jaringan tersebut akan semakin kuat. Itulah sebabnya ketika anda membaca buku yang sama untuk kedua kalinya, pemahaman anda lebih baik dari yang sebelumnya. Saat dihadapkan pada suatu masalah, anda dapat datang dengan lebih banyak alternatif dalam waktu singkat karena informasi yang ada di otak anda saling memunculkan informasi yang lain.

Sebaliknya ketika anda tidak sering memasukan hal baru, maka pertumbuhan jaring-jaring informasi terhenti.Umumnya hal ini diikuti dengan pemutusan jaring-jaring informasi yang tidak lagi anda gunakan. Informasi yang dulunya anda ketahui, perlahan hilang dari pikiran anda. Sehingga frase "use it or lose it" yang digunakan untuk menerangkan mekanisme kerja pikiran sangat tepat. Hal ini turut diperkuat dengan percobaan yang melibatkan seorang balita yang ditutup matanya untuk sekian waktu. Setelah sekian lama, ketika tutup matanya dibuka mata yang ditutup tidak dapat melihat, walaupun tidak ada kesalahan pada mata tersebut.

Singkatnya, jika pada otot yang tidak dilatih semakin lama mengendur, maka pada otak pun demikian. Membaca dapat menjamin kebugaran otak anda, karena selain memperluas jaring-jaring informasi yang telah ada juga memperkuat hubungan antar jaring informasi yang telah terbentuk.

Meningkatkan kualitas interaksi sosial

Membaca juga sangat erat kaitannya dengan kualitas interaksi sosial. Anda tentu senang berkomunikasi dengan individu yang selalu hadir dengan wawasan baru saat diajak berbicara. Anda akan lebih senang lagi ketika ia dapat menjelaskan hal yang selama ini anda cari jawabnya. Padanya anda mungkin menaruh rasa kagum akan berbagai pemahaman yang ia miliki.

Sebaliknya, anda mungkin merasa jenuh ketika berbicara dengan individu yang tidak pernah atau jarang membaca. Ketika setiap saat anda berinteraksi denganya, hal yang mampu ia bicarakan hanya berkenaan dengan hal yang sama (mungkin dengan sedikit tambahan di sana-sini). Lebih parah lagi jika dalam berkomunikasi, ia hanya mampu menjawab saat ditanya dan tidak mampu menimpali pembicaraan karena binggung mengenai apa yang harus dibicarakan. Seolah perjalanan waktu sepertinya telah gagal untuk membuatnya bertumbuh dan berkembang menjadi individu yang lebih berkualitas.

Selain itu dengan membaca juga menambah fleksibilitas anda dalam berkomunikasi. Saat berbicara dengan individu yang baru anda kenal, anda dapat langsung merespon komunikasinya karena anda mengetahui hal yang ia bicarakan. Sehingga ia dapat merasa bertemu dengan orang yang tepat untuk diajak berbicara. Tidak ini merupakan hal yang sangat bermanfaat ?

Solusinya

Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana caranya untuk memulai membiasakan diri membaca. Saya akan menguraikan salah satu strategi yang sangat mudah dan efektif untuk dilakukan. Namun strategi ini mengasumsikan bahwa anda tidak memiliki hambatan untuk bangun pagi. Jika anda masih memiliki hambatan bangun di pagi hari, maka sebelumnya anda perlu membaca artikel tentang bangun pagi.

Di pagi hari ketika anda terbangun....mulai membuka jendela dan menghirup udara sejuk...nafas terasa sangat lega...angin semilir menyentuh permukaan kulit...diiringi dengan kicauan suara burung yang terdengar saling bersautan...dan suara ayam berkokok...seolah memberi tahu tentang berbagai harapan baru...di hari yang baru.... (sedikit gambaran mengenai suasana pagi hari, sekiranya anda tidak dapat membayangkannya ? )

Pagi hari sebenarnya adalah saat yang tepat untuk memasukan informasi ke pikiran akibat belum banyak aktifitas pikiran yang dilakukan. Sehingga dapat dikatakan saat anda bangun pagi, fitalitas pikiran berada di puncaknya. Kalangan profesional pertelevisian mengetahui dengan baik hal ini. Sehingga tidak mengherankan jika belakangan, berbagai acara TV komersil, seperti berita tentang artis, kriminalitas dan lainnya, perlahan mulai bergeser jam tayang menjadi lebih pagi. Hal ini perlu anda sikapi secara bijaksana karena informasi yang masuk ke pikiran dapat membentuk belief, dan belief menentukan hasil.

Setelah bangun di pagi hari saya terbiasa untuk langsung mengambil kontainer air berkapisitas 2 liter untuk memenami saya membaca. Sambil membaca, sesekali saya iringi dengan menikmati segarnya minum air. Saya terus melakukan hal ini hingga air di kontainer habis. Melakukan hal ini membawa dua manfaat bagi saya. Tidak hanya saya dapat lebih menikmati membaca, namun juga setelahnya tubuh terasa lebih ringan dan segar. Keseluruhan proses ini biasanya berlangsung selama 1 jam dan setelahnya saya melakukan berbagai aktifitas lain sebelum berangkat kerja.

Selain itu, untuk tetap menyegarkan kemampuan berpikir, anda pun dapat melakukan berbagai cara belajar pintar lainnya. Salah satunya seperti yang telah saya jelaskan pada artikel terdahulu, membuat audio book yang dapat anda dengarkan di waktu senggang, seperti ketika anda berada dalam perjalanan menuju tempat aktifitas atau ketika melakukan suatu aktifitas yang tidak menuntut konsentrasi sangat. Strategi ini membuat anda dapat lebih mengefektifkan waktu, dengan melakukan lebih banyak hal pada waktu bersamaan, multitasking.

Menanamkan kebiasaan membaca pada anak

Jika anda telah memiliki anak, seperti Bapak Tober, mungkin anda ingin juga mengetahui bagaimana caranya agar anak anda mencintai membaca. Jean Piaget, seorang pakar pada bidang pertumbuhan mental anak, menyatakan bahwa pola berpikir anak sangat ditentukan oleh tingkatan usia mereka. Pada anak-anak, balita hingga usia SD, pikirannya masih sangat didominasi oleh pemikian sub-conscious. Perlahan-lahan seiring mereka beranjak dewasa, pola berpikir conscious semakin terbentuk. Hanya ketika pola berpikir conscious mereka terbentuk, baru anda dapat mendiskusikan apa yang saya uraikan di sini. Itu pun hanya terjadi jika belief yang mereka pegang memungkinkan untuk proses pembelajaran.

Namun hal ini bukan berarti anak-anak tidak dapat diajarkan untuk mencintai membaca. Sebaliknya, pola berpikir mereka yang masih didominasi sub-conscious merupakan suatu kesempatan, karena ini berarti pola belajar alami mereka adalah melalui modelling. Sehingga jika anda sebagai orang tua yang ingin anaknya mencintai membaca, maka terlebih dahulu anda harus BENAR-BENAR mencintai membaca. Mengapa? Karena ketika anda BENAR-BENAR mencintai membaca, maka prilaku anda pun (sadar ataupun tidak sadar) akan merefleksikan kecintaan anda pada membaca. Hal ini adalah suatu yang tidak dapat dibuat-buat. Anda mungkin dapat berpura-pura untuk waktu yang singkat, namun tetap pada akhirnya jika anda sebenarnya tidak suka membaca, pikiran sub-conscious si anak akan menangkap kepalsuan terebut. Dampaknya justru sangat bnuruk karena dapat menimbulkan kebencian yang sangat terhadap belajar. Ketika mereka mengasosiasikan belajar sebagai suatu kepura-puraan dan bukan sebagai suatu kebutuhan. Fenomena ini sering kali saya temui pada banyak klien saya, remaja usia sekolah, ketika mereka sangat membenci semua hal yang berkenaan dengan belajar, sementara orang tuanya sangat menekankan untuk tekun belajar. Namun yang terjadi malah konflik berkepanjangan antar keduanya, si orang tua menganggap anaknya tidak mengerti sementara si anak menganggap orang tuanya tidak mau mengerti.

Proses pencontohan ini akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sehingga kembali lagi, seperti yang telah saya uraikan sebelumnya, jika anda ingin berpura-pura, pastikan anda dapat melakukannya untuk waktu yang lama.

Sebaliknya, jika anda secara konsisten mencintai membaca, benar-benar memulai dari diri anda sebagai orang tua, maka ketika saatnya tiba anak anda menjadi seorang individu yang mencintai proses belajar dan selalu berorientasi pada pertumbuhan individu.

Selamat membaca ......

Tidak ada komentar: