Minggu, 16 Maret 2008

Ada Apa Dengan Mind Map

Ketidakmampuan memproses informasi secara optimal di tengah derasnya arus informasi telah meyebabkan banyak individu mengalami hambatan dalam belajar ataupun bekerja. Fakta di lapangan menunjukan bahwa hanya sedikit individu yang mampu menangani informasi secara efektif dan menjadi pemenang di tengah persaingan yang ketat saat ini. Kebanyakan individu sisanya gagal menangani informasi seoptimal mungkin dan hanya bisa termangu menyaksikan dunia yang terus berputar di hadapan mereka tanpa mampu memberikan kontribusi berarti.

Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya hambatan pemrosesan informasi terletak pada dua hal utama; proses pencatatan dan proses penyajian kembali. Keduanya merupakan proses yang saling berhubungan satu sama lain.

Khusus mengenai pencatatan, seringkali individu tanpa disadari membuat catatan yang tidak efektif. Kebanyakan individu melakukan pencatatan secara linear, baris per baris. Tidak sedikit pula di antara mereka membuat catatan dengan cara menyalin langsung seluruh informasi yang tersaji di buku. Hal ini tentunya kemudian berujung pada kesulitan untuk mengingat dan menggunakan seluruh informasi tersebut dalam belajar atau bekerja.

Kebiasaan ini sangat kontraproduktif dengan pencapaian hasil pembelajaran optimal. Aktifitas mencatat seperti ini memaksa pikiran untuk bekerja (membuat catatan) secara terpisah dari proses pengingatan dan pembelajaran. Penggunaan pikiran lebih sedikit dibandingkan penggunaan mata dan tangan. Segera setelah melihat informasi yang tersaji, tanpa sebelumnya melakukan evaluasi kritis, mereka langsung menyalin tanpa menghiraukan apakah catatan yang dibuat nantinya dapat membantu proses pengingatan/pembelajaran.

Sementara dalam kaitannya dengan penyajian kembali informasi, terlebih dahulu hal yang paling dibutuhkan adalah kemampuan memanggil ulang (recalling) informasi yang telah dipelajari. Recalling merupakan kemampuan menyajikan secara tertulis atau lisan berbagai informasi dan hubungannya, dalam format yang sangat personal. Hal ini juga merupakan indikator pemahaman individu atas informasi yang diberikan. Jelaslah kiranya bahwa proses recalling sangat erat hubungannya dengan peroses pengingatan (remembering).


Hal yang paling berperan dalam pengingatan adalah asosiasi yang kuat antar informasi berikut dengan interpretasi dari informasi tersebut. Kondisi ini hanya dapat terjadi ketika informasi tersebut memiliki representasi mental di pikiran. Penciptaan representasi mental sangat penting karena seperti yang diutarakan oleh Profesor Psikologi dari University of Illinois di Chicago, Stelan Ohlsson, berbagai proses problem solving dapat optimal jika sebelumnya individu membentuk representasi mental dari kondisi yang dihadapi. Sederhanya jika seseorang ingin mengingat "mobil" maka sebelumnya ia perlu memastikan adanya representasi mental mengenai "mobil" di pikirannya. Mungkin berupa gambar, rasa atau suara yang berkenaan dengan "mobil". Akan jauh lebih baik sekiranya representasi mental tersebut juga memiliki hubungan dengan informasi yang lain. Dalam contoh "mobil", maka informasi yang berhubungan misalnya "merk tertentu", "harga", "kecepatan" dan lainnya. Hubungan antar informasi tersebut perlu dipahami secara personal sehingga setelahnya tercipta representasi mental yang mudah diingat.



Satu-satunya bentuk pencatatan yang dapat mengakomodir berbagai maksud di atas adalah Mind Map. Dengan mengaplikasikan Mind Map individu dapat mengantisipasi derasnya laju informasi dengan memiliki kemampuan mencatatat yang memungkinkan terciptanya "mental computer printout". Hal ini tidak hanya berguna untuk membantu dalam mempelajari informasi yang diberikan, tapi juga dapat merefleksikan pemahaman personal yang mendalam atas informasi tersebut. Tidak disangsikan lagi, bahwa Mind Map dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan menggunakan informasi secara dramatis.

Selain itu Mind Map juga dapat mengefisienkan penggunaan waktu individu alam mempelajari suatu informasi. Hal ini utamanya disebabkan karena Mind Mapdapat menyajikan gambaran menyeluruh atas suatu hal sehingga individu dapat menguasai suatu hal dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain Mind Mapmampu memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan waktu menjadi pencatatan efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami oleh individu. Banyak bukti di lapangan yang mengindikasikan Mind Mapdapat memangkas waktu belajar hingga 50%. Perusahaan konsultasi manajemen ternama, McKinsey & Company, mewajibkan para konsultannya semenjak perekrutan menguasai teknologi Mind Map sehingga dapat lebih mengefisienkan kerja sekaligus memberikan pemahaman menyeluruh atas kondisi yang tengah dihadapi.


Jika dikaitkan dengan kreatifitas, aplikasi Mind Map dapat pula meningkatkan kreatifitas individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan salah satunya karena Mind Map memungkinkan penggunaan unsur-unsur kreatifitas seperti gambar, bentuk, warna dan lainnya dalam membentuk representasi mental. Selain itu Mind Map juga mengakomodir berbagai point of view yang berbeda dari individu dalam kelompok. Berbagai teknologi pikiran yang memacu kreatifitas seperti; brainwriting, brainwalking dan semantic intuition sangat kompatibel dengan Mind Map.

Banyak individu yang telah meraih keberhasilan berkat daya kreatifitas yang dimunculkan melalui Mind Map. Seorang di antaranya adalah Walt Disney. Ia disebut sebagai seorang yang paling keratif pada abad 20. keratifitasnya dapat sangat tinggi disebabkan karena ia bisa menjalankan 3 fungsi pemikiran sekaligus, pemimpi, realis dan kritik. Dan seluruh fungsi tersebut dapat ia jalankan dengan optimal melalui aplikasi Mind Map. Kreatifitas adalah hal yang menyebabkan Walt Disney sebagai pemain utama pada industri hiburan.

Aplikasi Mind Map memungkinkan terciptanya kreatifitas individu sehingga secara otomatis "memaksa" setiap individu untuk berpikir melampaui batasannya. Menurut Ryuta Kawashima, head of the neuroscientist dari Tohoku University di jepang, pencipta brain training, pikiran (bukan otak) memiliki usianya sendiri yang berbeda dengan usia biologis individu. Jika individu menggunakannya, maka ia membuatnya lebih muda. Sebaliknya jika individu tidak menggunakannya ia membuatnya menjadi lebih tua. Sehingga tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa aplikasi Mind Map dapat mempermuda usia pikiran anda.

Sehingga jelaslah dari berbagai manfaat yang telah diuraikan di atas, penguasaan kemampuan Mind Map merupakan suatu keharusan karena memberikan banyak manfaat baik bagi individu maupun bagi kelompok.

Tidak ada komentar: